PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) – Hingga kini, masyarakat Desa Rantau Baru, Kecamatan Pangkalankerinci mengeluhkan kondisi akses jalan yang menghubungkan desa mereka menuju ibukota Kabupaten Pelalawan. Pasalnya, setiap banjir datang, maka satu-satunya akses jalan darat sepanjang 4 kilometer putus total, sehingga kondisi ini sangat mengganggu aktivitas warga setempat.
‘’Ya, setiap banjir datang atau hujan yang turun dengan durasi cukup lama, maka akses jalan darat menuju ibukota Pelalawan yakni Pangkalankerinci yang hanya berjarak 8 kilometer bisa putus total digenangi air dan tidak dapat dilalui. Untuk itu, kami meminta dan juga mengharapkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab).
Pelalawan melalui instansi terkait dapat membangun akses jalan yang bebas banjir. Dengan demikian, maka saat banjir atau kondisi apapun, akses jalan ke desa kami yang menghubungkan langsung ibu kota kabupaten tidak putus,’’ terang Syamsir (41) warga Desa Rantau Baru kepada Riau Pos, Jumat (13/7) di Pangkalankerinci.
Dijelaskan tokoh adat Desa Rantau Baru ini, pada 2015 lalu, Pemkab Pelalawan melalui Dinas Pemberdayaan dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Pelalawan telah melakukan peningkatakan jalan tersebut melalui Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur Desa/Kelurahan (PPIDK). Namun, hasil tersebut dirasakan masih belum maksimal karena belum seluruh jalan yang dikerjakan.
‘’Jadi, dana PPIDK 2015 lalu digunakan untuk penimbunan sekaligus pengerasan jalan dengan panjang kurang lebih 800 meter dengan ketinggian mencapai 80 centimeter. Memang ada beberapa titik yang telah selamat dari banjir. Namun, masih ada empat kilometer lagi jalan yang rendah yang jika terjadi banjir akan putus total. Namun demikian, kami juga tidak menampik perhatian Pemkab Pelalawan selama ini kepada warga di Desa Rantau Baru. Pasalnya, jalan lingkungan desa ini yang dihuni lebih 450 KK semuanya sudah dilakukan semenisasi. Hanya saja, akses penghubung ke ibukota kecamatan dan kabupaten yang menjadi kendala, hingga kami terisolir jika banjir. Untuk itu, harapan kami untuk mendapat akses jalan bebas banjir kiranya dapat segera diwujudkan dan direalisasikan oleh Pemkab Pelalawan,’’ paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas PUPR Hasan Tua Tanjung didampingi Kepala Bidang (Kabid) Penataan Bangunan dan Pengembangan Pemukiman Thomas membenarkan kondisi jalan ke Desa Rantau Baru tersebut merupakan daerah langganan banjir. Pihaknya (Dinas PUPR Pelalawan,red), sudah beberapa kali melakukan peninjauan ke lokasi. Tentu, pihaknya telah memiliki perencanaan pembangunan akses jalan desa tersebut, sehingga diharapkan dapat meminimalisir banjir tahunan yang kerap melanda Desa Rantau Baru.
‘’Kami sudah membuat perencanaan Jalan Desa Rantau Baru ini, di mana badan jalan harus ditimbun dan ditinggikan terlebih dahulu minimal 1,5 meter. Setelah tanah timbunan ini mengeras, maka baru kami bisa bangun jalannya. Hanya saja, realisasi pembangunan ini bisa kami lakukan dalam jangka dua tahun pembangunan yang akan dimulai pada 2018 ini melalui dana APBD Perubahan dengan melakukan penimbunan. Selanjutnya, pada 2019 mendatang, baru bisa kami bangun badan jalannya. Pasalnya, pembangunan jalan ini memerlukan anggaran yang cukup besar yakni sebesar Rp6 miliar. Untuk itu, kami harap agar masrayakat Desa Rantau Baru dapat bersabar hingga pembangunan ini direalisasikan nantinya,’’ tuturnya.(amn)