RENGAT (RIAUPOS.CO) -- Musim hujan jelang pertengahan November 2020 ini, mulai berdampak di sejumlah tempat dalam wilayah Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Dampak yang mulai dirasakan warga berupa banjir kiriman hingga banjir yang dipicu derasnya hujan.
Sedikitnya 8 dari 14 kecamatan di Inhu sudah merasakan dampak musim penghujan tersebut. Kondisi itu sudah berlangsung sejak Senin (9/11). Untuk wilayah yang berada di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Indragiri, mengalami dampak banjir kiriman. Kondisi itu dialami oleh warga yang berada di lima kecamatan.
Sedangkan dua kecamatan lainnya, merasakan dampak musim penghujan berupa air menggenang akibat hujan. Kemudian, dua kecamatan lainnya merasakan dampaknya berupa luapan air sungai akibat hujan deras. Kepala Kantor Penanggulangan Bencana Daerah (KPBD) Inhu Ergusfian S.Sos mengatakan, sebagian wilayah sudah kering dari banjir kiriman.
"Seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah wilayah yang berada di DAS Indragiri akan merasakan dampak musim penghujan," ujar Ergusfian, Rabu (11/11).
Dijelaskannya, sejumlah wilayah yang mengalami dampak musim penghujan itu di antaranya, Kecamatan Peranap. Di wilayah ini terdapat banjir kiriman di Sungai Indragiri tepatnya di Kelurahan Batu Rijal Hulu dan Desa Semelinang Darat. Hanya saja pada Rabu (11/11) kondisi banjir sudah surut total.
Selanjutnya, di Kecamatan Batang Peranap debit air Sungai Indragiri juga sudah mulai surut dibanding hari sebelumnya. Kemudian ke arah hilir yakni di Kecamatan Kelayang tepatnya di Desa Pulau Sengkilo ada beberapa titik banjir yang menggenangi jalan dan rumah penduduk dan kondisi air masih bertahan. Sedangkan di Kecamatan Lubuk Batu Jaya, akses jalan yang sebelumnya terendam akibat curah tinggi, saat ini juga sudah surut. Bahkan akses jalan sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. "Daerah ini dipengaruhi oleh tingginya curah hujan," sebutnya.
Untuk Kecamatan Batang Cenaku kondisi banjir sudah mulai surut terutama di tiga titik akses jalan yang terdampak banjir. Tiga titik itu berada di Desa Aur Cina sudah bisa dilewati dan Desa Kuala Kilan luapan Sungai Cenaku semakin dalam dari sebelumnya.
Di Kecamatan Seberida yang juga lintasan Sungai Cenaku juga mulai dirasakan warga. Di mana luapan Sungai Cenaku menggenangi sebagian wilayah Desa Beligan, Desa Bandar Padang dan Kelurahan Pangkalan Kasai. "Kerena berada dibagian hilir, pada hari ini semakin naik dari sebelumnya," ungkapnya.
Tidak itu saja, KPBD Inhu juga mencatat dampak banjir kirim di Sungai Indragiri yakni di Kecamatan Rakit Kulim. Di daerah itu tepatnya di Desa Kuantan Tenang mulai menggenangi pekarangan rumah warga. Kondisi yang sama juga dirasakan warga yang berada hilirnya yakni Kecamatan Sungai Lala terutama Desa Kuala Lala. Karena akses jalan dari Desa Kuala Lala menuju Desa Kelawat sudah digenangi luapan air Sungai Indragiri.
Sedangkan di Kecamatan Rengat, luapan Sungai Indragiri mulai menggenangi akses jalan di Desa Sungai Guntung Seberang. " Secara umum curah hujan belum terlalu tinggi tetapi lebih diperparah oleh banjir kiriman," terangnya.
Bantu Evakuasi Korban Banjir
Banjir yang terjadi di Kecamatan Batang Cenaku dan Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida, merupakan luapan sungai Cenaku akibat curah hujan cukup tinggi. Sehingga rumah warga yang berada di sepanjang DAS Cenaku terutama dataran rendah, terendam.
Sungai Cenaku yang hulunya di Desa Talang Bersemi Kecamatan Batang Cenaku dan bermuara di Desa Kuala Cenaku Kecamatan Kuala Cenaku atau di Sungai Indragiri. "Ada sekitar 200 unit rumah warga di Kelurahan Pangkalan Kasai Kecamatan Seberida terendam luapan air Sungai Cenaku," ujar Paur Humas Polres Inhu Aipda Misran, Rabu (11/11).
Musibah yang dialami warga Kelurahan Pangkalan Kasai, tetap menjadi perhatian pihaknya. Bahkan, pengabdian dan pengayoman terhadap warga terus dilakukan. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi korban jiwa atas musibah tersebut. Seperti yang dilakukan Bhabinkamtibmas Polsek Seberida Aipda Ikhsan Lutfi yang rela turun langsung membantu warga. Di mana, Aipda Ikhsan Lutfi rela basah kuyup mengevakuasi korban banjir dengan cara menggendong untuk menerobos luapan air sungai.
Karena warga atas nama Paimin (70) mengalami lumpuh akut dan harus digendong agar bisa keluar dari rumahnya yang sudah mulai dimasuki air. Sementara keluarganya yang lain tidak berani melewati luapan air sungai tersebut.
"Air sudah mulai memasuki rumah Paimin, sedangkan luapan air Sungai Cenaku di halaman rumahnya sudah setinggi dada orang dewasa," ungkapnya.
Untung saja rumah Paimin hanya beberapa meter dari Jalan Lintas Timur. "Saat evakuasi, juga ikut didampingi Lurah Pangkalan Kasai Setiawan SKM dan pada kesempatan itu Paimin mendapat perawatan medis" terangnya.
175 Rumah di Lubuk Kembang Bunga Terendam
Banjir yang terjadi di Kecamatan Ukui, semakin meluas pada Rabu (11/11). Di mana sebelumnya genangan air dampak meluapnya air Sungai Nilo, Sungai Onangan, dan Sungai Kundur pada Senin (9/11) lalu, telah merendam rumah dan fasilitas umum milik warga di Dusun Kuala Renangan, Dusun Lubuk Kundur dan Kota Desa Lubuk Kembang Bunga.
Kali ini, banjir mulai menggenangi desa yang berdekatan dengan desa tersebut yakni Desa Air Hitam Kecamatan Ukui. Tidak hanya menggenangi rumah warga serta fasilitas umum, namun genangan air juga telah memutus akses transportasi jalur darat akibat badan jalan direndam banjir dengan ketinggian bervariasi dari 20 hingga 60 centimeter. Bahkan, banjir juga telah menyebabkan sebanyak 175 rumah warga, terendam banjir. Selain itu, 233 kepala keluarga (KK) dengan total sebanyak 768 jiwa, ikut terdampak banjir.
Tentunya, banjir yang ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Pasalnya, jalan darat yang telah digenangi air ini, hanya bisa ditempuh dengan menggunakan transportasi air yakni pompong dan sampan. Akibat banjir tersebut, Pemkab Pelalawan telah menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor sejak 4 Desember lalu hingga 31 Desember mendatang.
" Ya, banjir yang terjadi Kecamatan Ukui kembali meluas. Di mana sebelumnya banjir telah merendam Desa Lubuk Kembang Bunga, namun pada Rabu (11/11) kemarin, banjir telah melanda Desa Air Hitam. Dan kondisi ketinggian air yang merendam jalan di dua desa ini bervariasi, yakni 20 centimeter hingga 120 cm. Sedangkan tinggi permukaan air di Sungai Nilo, kembali mengalami peningkatan dari sebelumnya 2,20 meter naik menjadi 2,40 atau naik 20 centimeter," terang Camat Ukui Amri Juharza kepada Riau Pos, Rabu (11/11) via selulernya.
Diungkapkan mantan Camat Bandar Petalangan ini, saat ini kondisi banjir terparah berada di Desa Lubuk Kembang Bunga yang melintasi dua dusun yakni Dusun Kuala Renangan dan Dusun Lubuk Kundur. Di mana di lokasi ini, ketinggian air telah mencapai 2 meter dan telah merendam badan jalan serta pemikiman warga sehingga menyebabkan warga terisolir. Sedangkan di titik ini, banjir telah merendam fasilitas umum berupa satu unit bangunan sekolah dasar (SD) dengan ketinggian 30 centimeter. Selain itu, ada sebanyak 175 rumah warga terendam banjir, serta fasilitas umum lainnya seperti kantor Desa, balai Adat, Rumah kantor Bhabinsa dan rumah bidan desa, ikut digenangi air. Dan dititik ini, setidaknya sudah ada 58 rumah terdampak banjir dengan jumlah total korban sebanyak 233 kepala keluarga (KK) atau sebanyak 768 jiwa korban terdampak banjir.
"Dan di Desa Lubuk Kembang Bunga ini, sudah ada sebanyak 70 kepala keluarga yang telah mengungsi. Sedangkan puluhan warga lainnya, masih tetap bertahan dikediamannya, menunggu air surut. Pasalnya, warga sudah terbiasa dengan kondisi banjir yang terjadisetiap tahunnya, meski tim gabungan penanggulangan banjir Pemkab Pelalawan telah menyiapkan posko pengungsian di aula kantor desa dan posko kesehatan dirumah bidan desa," paparnya.
Selain Desa Lubuk Kembang Bunga, lanjut mantan Kabag Ortal Setdakab Pelalawan ini, banjir mulai dirasakan masyarakat Desa Air Hitam akibat meluapnya air sungai Kelayang pada Rabu (11/11) pagi kemarin. Dimana ketinggian air mencapai 1 meter ini, telah merendam akses jalan darat dan sejumlah fasilitas umum serta rumah warga. Seperti gedung Sekolah Dasar (SD) dan rumah Bidan Desa (Bides). Hanya saja, pihaknya masih belum mendapat data valid jumlah rumah terendam air dan korban terdampak banjir.
"Kalau jumlah rumah terendam air dan korban terdampak banjir, saat ini masih didata oleh RT/RW dan pihak Kepala Desa Air Hitam. Namun yang pasti, kondisi banjir di Desa ini, telah memutus akses jalur transportasi darat dan hanya dapat ditempuh menggunakan sampan atau alat transportasi air. Sedangkan melihat kondisi cuaca yang saat ini masih mendung dan berpotensi hujan, memungkinkan debit air akan kembali meningkat. Sehingga kita bersama tim gabungan Pemkab Pelalawan masih tetap siaga dilapangan untuk melakukan langkah cepat evakuasi warga jika kondisi banjir mulai mengkhawatirkan," ujarnya.(kas/amn)