JEMBATAN PUTUS

Di Inhu, Jembatan Gantung Menuju Desa Pesajian Roboh

Indragiri Hulu | Kamis, 04 November 2021 - 23:03 WIB

Di Inhu, Jembatan Gantung Menuju Desa Pesajian Roboh
Jembatan gantung menghubungkan Desa Pesajian dengan desa lainnya di Kecamatan Batang Peranap, roboh pada Kamis (4/11/2021). (RAJA KASMEDI/RIAUPOS.CO)

BAGIKAN



BACA JUGA


RENGAT (RIAUPOS.CO) - Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Pesajian dengan desa lainnya di Kecamatan Batang Peranap Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), roboh. Akibatnya, akses warga menuju Desa Pesajian atau sebaliknya menjadi terganggu.

Jembatan gantung sepanjang lebih kurang 350 meter yang membentang di atas Sungai Batang Peranap itu roboh diduga akibat tiang penyangga sudah lapuk dimakan usia. Ditambah lagi tanah di sekitar tiang penyangga, sejak beberapa waktu lalu mengalami abrasi.


Kondisi yang ada, diperparah oleh tingginya debit air Sungai Batang Peranap akibat curah hujan belakang ini cukup lebat.

"Dari laporan warga yang saya terima, jembatan gantung menuju Desa Pesajian roboh pada Kamis (4/11/2021) sekitar pukul 13.30 WIB," ujar Ketua Komisi II DPRD Inhu, Dodi Irawan SHI, Kamis (4/11/2021).

Akibat jembatan roboh, warga dari Desa Pesajian menuju Desa Peladang, Desa Sungai Aur hingga ke Desa Punti Kayu harus menggunakan pompong. Bahkan, ketika warga tidak memiliki pompong, terpaksa menyewa milik warga lainnya.

Selama ini jembatan gantung merupakan akses utama bagi warga menuju atau dari Desa Pesajian. Namun jembatan gantung tersebut tidak bisa untuk kendaraan roda empat.

"Desa Pesajian itu paling ujung, berbatasan dengan Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi," ungkapnya.

Untuk mengatasi kondisi yang ada, pemerintah diharapkan membangun jembatan secara permanen. Karena selama ini, warga yang memiliki kendaraan roda empat terpaksa dititipkan di sebrang atau tidak dapat dibawa pulang.

Selain itu, pemerintah juga diminta membenahi jalan alternatif menuju Desa Pesajian. Karena sejak tahun 2017 lalu, jalan menuju Desa Pesajian tidak berfungsi akibat tujuh titik gorong-gorong mengalami rusak.

"Di jalan menuju Desa Pesajian ada juga jembatan pendek atau sekitar lima meter yang juga rusak," ungkap Dodi Irawan

Dari dua alternatif itu, sambungnya, lebih efektif untuk membenahi jalan alternatif. Karena, ketika melewati jalan alternatif hanya butuh waktu sekitar 20 menit. Sedangkan ketika melewati jembatan gantung butuh waktu sekitar dua jam.

Ketika hal ini lambat ditangani, akan berdampak kepada perekonomian warga Desa Pesajian, terutama untuk mengeluarkan hasil pertanian seperti buah kepala sawit.

"Kalau lambat ditangani, warga akan lebih banyak aktivitasnya ke Kecamatan Benai. Walaupun jaraknya agak cukup jauh tetapi akses jalan agak lumayan," terangnya.

Laporan: Raja Kasmedi (Rengat)
Editor: Hary B Koriun









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook