TEMBILAHAN (RIAUPOS.CO) - Dalam kurun waktu kurang dari satu hari, jumlah orang dalam pantauan (OPD) di Indragiri Hilir (Inhil) Provinsi Riau, naik menjadi lebih 5.000. Data ini membuat sebagai masyarakat bingung.
"Kami rasa data kasus Covid 19 ini tidak valid. Sebab, bisa berubah secara signifikan," keluh warga Tembilahan, Faisal, Senin (13/4/2020).
Padahal sehari sebelumnya, menurut Faisal, jumlah OPD Covid 19 sebesar 3.227. Selang sehari naik menjadi 5.386. Artinya naik sebanyak 2.156. Angka ini sangat signifikan. Demikian pula PDP yang sebelumnya 6 naik menjadi 8 kasus.
"Kenaikan seperti ini meskinya dijelaskan kepada masyatakat. Jangan malah membuat ketakutan yang berlebihan," tegasnya.
Salah satu latar belakang disebutkannya data Covid 19 di Inhil tidak valid karena terdapat perbedaan antara data yang di ekspos pihak Provinsi Riau. Di sana disebutkan 2 orang PDP yang sudah meninggal dunia.
"Sementara data yang kita dapat di sini ada satu yang meninggal. Tentu kami bertambah bingung," kata bapak beranak 3 ini.
Dia meminta minta pihak terkait sepeti Dinas Kesehatan Inhil dan RSUD Puri Husada Tembilahan, jangan asal-asalan memberikan data karena validasi data sangat penting untuk pencegahan penyebaran Covid 19.
"Sebelum diekspos datanya harus dipastikan benar dan valid. By name dan by adress, meski bukan untuk dibuka ke publik," katanya lagi.
Sementara itu Juru Bicara (Jubir) Bidang Kesehatan Saut Pakpahan, saat dihubungi mengenai validasi data itu menjelaskan bahwa semua orang yang datang dari zona merah dijadikan ODP. Baik itu kota Batam maupun Pekanbaru.
"Saat ini ada dua orang warga Inhil sedang dirawat di RS Tentara Pekanbaru sebagai PDP," jelasnya.
Sedangkan Jubir Tim Gugus Tugas Covid 19 Inhil Trio Beni Putra, saat dihubungi wartawan membenarkan adanya kenaikan angka seperti yang dimaksud.
"Benar. Inilah data terbaru," kata Trio.
Masih menurut dia, data tersebut sudah dikonfirmasi kepada tim validasi Dinas Kesehatan Inhil. Mereka mengatakan itu adalah data kumulatif yang dihitung dari awal penetapan sebelumnya.
Laporan: Indra Efendi (Tembilahan)
Editor: Hary B Koriun