Gempa Inhil Disebabkan Patahan Lokal

Indragiri Hilir | Selasa, 14 Januari 2020 - 10:21 WIB

Gempa Inhil Disebabkan Patahan Lokal
Irwan Slamet

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) Provinsi Riau diguncang gempa magnitudo 4,3 Skala Richter (SR), Sabtu (11/1) lalu. Gempa itu dideteksi terjadi pukul 03.44.09 WIB di kedalaman 12 km berlokasi pada 71 km timur laut Indragiri Hilir atau 0.01 lintang selatan, 103.62 bujur timur.

Kepala Stasiun Geofisika Padangpanjang-Koordinator MKG Sumbar, Irwan Slamet kepada Riau Pos mengatakan, gempa itu disebabkan patahan lokal. Patahan lokal itu akan menyebabkan gempa di bawah 5 atau 6 SR. Kemudian gempanya dangkal, ditinjau dari patahan-patahan lokalnya.


"Patahan lokal itu disebabkan adanya patahan utama. Nah, biasanya gempa oleh patahan lokal itu tidak besar dan biasanya di bawah 6 SR. Gempanya tidak besar tapi dangkal. Sehingga masyarakat bisa merasakannya," ujar Irwan Slamet.

Lebih lanjut dijelaskan Irwan, biasanya gempa tersebut tidak diikuti oleh gempa susulan dalam fase yang panjang atau banyak. Paling cuma terjadi gempa satu atau dua kali saja. Kalau yang terjadi patahan utama, maka akan terjadi gempa besar dan diikuti dengan gempa susulan yang rentetannya panjang untuk pembentukan kestabilan dari patahan itu.

"Beberapa tahun lagi baru akan terjadi lagi. Tidak dalam skala pelepasan energi besar. Jadi tidak meluas efeknya," ucapnya.

Untuk itu, Irwan mengimbau kepada masyarakat yang terdampak gempa bumi seperti di Inhil jangan khawatir. Buktinya hingga saat ini tidak terjadi gempa susulan.

"Kalau bisa mendeteksi parameter gempa dengan kekuatan di bawah 5 SR dan dangkal. Dan kami cek di gempa tektonik yang disebabkan patahan lokal itu biasa terjadi hanya saat itu saja. Setelah gempa sekali ya udah. Tidak ada rentetannya atau gempa susulannya," terangnya.

Ia menambahkan,  gempa besar adanya di Sumatera bagian barat misalnya Aceh, Padang, Bengkulu, Kepulauan Mentawai yang merupakan jalur patahan utama. Kalau di bagian timur, gempanya kecil-kecil yang disebabkan aktivitas sesar atau patahan lokal dirasakan satu atau dua kecamatan saja.

"Untuk di Sumatera bagian timur gempanya tidak besar. Karena yang di sebelah timur itu ditimbulkan patahan-patahan sekunder. Beda dengan yang di barat," ujarnya.(dof)

 









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook