BANYUWANGI (RP) - Tawa riang Rara 13, tidak terdengar lagi di rumahnya di Lingkungan Sutri, RT 02/RW 1, Kelurahan Sobo, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi. Nyawa bocah kelas 6 SD bernama lengkap Rahma Nisya Afifi, itu terenggut secara memilukan. Betapa tidak, dia mendapat petaka beruntun dua kali sebelum akhirnya dijemput maut.
Petaka pertama terjadi Sabtu sore (28/12). Saat itu Rara ditabrak mobil anggota DPRD Banyuwangi Muhammad Hidayat hingga kritis. Setelah beberapa saat di RS Yamin dia lantas dirujuk ke RS dr Soebandi Jember menggunakan ambulance. Ironisnya, ambulans yang mengangkutnya nyemplung ke jurang sedalam sepuluh meter.
Menurut informasi yang berhasil dikumpulkan wartawan Jawa Pos Radar Banyuwangi (JPNN Group), kecelakaan pertama yang melibatkan Dayat -sapaan karib Muhammad Hidayat tersebut terjadi pukul 17.30. Kala itu Dayat mengendarai pikap hitam melintasi jalan yang cukup sempit dengan kecepatan sedang dari barat. Sesampai di tempat kejadian, Rara yang menunggang sepeda pancal tiba-tiba keluar dari mulut gang.
Kebetulan, tepat di sebelah barat mulut gang tersebut terdapat mobil Nissan Evalia yang tengah parkir. Meski begitu, saat Rara di badan jalan, Dayat sempat melihatnya dan memberikan isyarat lampu. Tidak cukup dengan isyarat lampu, anggota DPRD dari Partai Golkar itu langsung mengerem dan banting setir ke kanan untuk menghindari tabrakan. Sayangnya, benturan antara sepeda pancal dan pikap tersebut tidak dapat dihindarkan.
Mobil yang dikemudikan Dayat menabrak sepeda Rara. Diduga lantaran kepala Rara terbentur aspal jalan, bocah kelas enam SD itu langsung koma.
Warga sekitar yang mengetahui kecelakaan yang terjadi tepat setelah maghrib tersebut langsung semburat menolong gadis malang itu. Korban langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Islam (RSI) Fatimah. Setelah beberapa jam dirawat dan berhasil melalui masa kritis, Rara dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Yasmin untuk menjalani CT-scan atau pemeriksaan penunjang medis dengan menggunakan sinar X. Proses tersebut dilakukan untuk mengetahui efek benturan di kepala Rara. Hasilnya, korban ternyata harus dirujuk ke RS dr Soebandi Jember.
Namun, sebelum dirujuk, Rara dibawa kembali ke RSI Fatimah. Sekitar pukul 01.00 kemarin (29/12), sulung tiga bersaudara putri pasangan Nur Syamsi, 40, dan Eny Suwarti, 35, tersebut dibawa ke Jember. Tetapi, sesampai di wilayah Kecamatan Sempolan, Jember, ambulans yang mengangkut Rara nyemplung ke jurang sedalam lebih dari 10 meter. ''Mungkin sopir ambulansnya mengantuk. Sebab, selain tidak ada kendaraan lain yang melintas, haluan mobil (ambulans) cenderung ke tengah beberapa kali saat menikung. Selain itu, kondisi cuaca tidak hujan yang berarti jalanan tidak licin,'' ujar Syamsi yang mengantar anaknya saat dievakuasi ke Jember.
Ironisnya, saat nyemplung ke jurang, mobil ambulans beberapa kali terguling. Akibatnya, slang oksigen dan infus yang dipasang di tubuh Rara terlepas. ''Gigi bagian depan perawat yang mengawal kami pun ikut terlepas,'' tambah Syamsi. Ketika mobil ambulans terguling, kata dia, perawat langsung naik tebing untuk meminta tolong kepada pengguna jalan. Beberapa saat kemudian, Syamsi menggantikan perawat untuk meminta bantuan kepada pengguna jalan.
Singkat cerita, sekitar 30 menit kemudian, ambulans Puskesmas Sempolan dan polisi datang. Nahas, Rara sudah keburu dijemput maut saat bantuan datang. ''Akhirnya ambulans langsung mengevakuasi kami pulang ke Banyuwangi,'' ungkapnya. (aif/sgt/mas/ami)