JAKARTA (RP)- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat jumlah korban meninggal pada kecelakaan transportasi yang diselidiki sepanjang 2011 meningkat 174 persen dibanding 2010. Jika tahun lalu korban meninggal 90, tahun ini jumlahnya mencapai 247.
‘’Kita telah mengidentifikasi perkiraan faktor penyebab utama terjadinya kecelakaan transportasi tahun 2011, ternyata faktor manusia paling banyak berkontribusi terhadap
kecelakaan,’’ ujar Ketua KNKT, Tatang Kurniadi di gedung Kementerian Perhubungan, Kamis (29/12).
Tatang menyebutkan dalam pelaksanaan investigasi tahun 2011, secara keseluruhan KNKT telah menyelidiki 46 kali yang terdiri dari moda transportasi udara 32 kali, moda jalan 7 kali, moda laut 6 kali dan moda kereta api 1 kali.
‘’Jumlah investigasi kita tahun ini dibanding tahun lalu naik 28 persen,’’ tegasnya.
Dari semua kecelakaan yang diselidiki KNKT itu, tercatat korban 247 meninggal, terdiri dari kecelakaan laut 86 orang, kecelakaan jalan 85 orang, kecelakaan udara 71 orang dan kecelakaan kereta api 5 orang.
‘’Angka korban meninggal itu meningkat 174 persen dibanding tahun 2010 yang 90 orang,’’ kata dia.
Sedang jumlah korban luka-luka pada 2011 sebanyak 420 orang dengan rincian kecelakaan laut 346 orang, kecelakaan jalan 56 orang, kecelakaan kereta api 10 orang dan kecelakaan udara 8 orang.
‘’Angka jumlah korban luka-luka ini meningkat 40 persen jika dibanding 2010 yang 301 orang,’’ lanjutnya.
Dia mengakui, semua kecelakaan paling banyak karena faktor manusia, yaitu 62,5 persen, yang secara spesifik di moda jalan berkontribusi 37,5 persen, laut 12,5 persen, udara 12,5 persen. ‘’Persentase kontribusi faktor manusia pada kecelakaan tahun ini naik dibanding 2010 yang berkontribusi 44 persen terdiri dari udara 25 persen, laut 8 persen, jalan 8 persen dan kereta 8 persen,’’ tambahnya
Faktor teknis juga menyebabkan kecelakaan sebesar 37,5 persen. Angka itu turun dibanding 2010 yaitu 53 persen.
‘’Yang lain adalah faktor eksternal seperti cuaca atau kondisi lingkungan di lokasi kecelakaan. Ini faktor yang masih perlu analisis dan pengkajian lebih mendalam apa merupakan kontributor utama penyebab kecelakaan atau bukan,’’ tukasnya.
Menurutnya, KNKT juga menganalisis laju kecelakaan (rate of accident) di masing-masing moda transportasi. Angka ini diperoleh dari jumlah kecelakaan satu tahun dibanding tingkat produksi masing-masing moda. ‘’Misalkan untuk moda udara, terjadi peningkatan rate of accident pada 2011 dengan angka 4,22, tahun lalu 2,68,’’ tuturnya.
Sepanjang 2011, KNKT mengaku telah memberi rekomendasi ke pihak-pihak terkait untuk mencegah terjadinya kecelakaan di masa mendatang. ‘’Pada 2011, ada 99 rekomendasi yang terdiri dari kereta api 10 rekomendasi, transportasi laut 12 rekomendasi, moda jalan 17 rekomendasi dan transportasi udara 60 rekomendasi,’’ ungkapnya.
Dalam rangka menunjang kinerja KNKT, Tatang berencana menambah jumlah investigator dalam waktu dekat. Kini KNKT memiliki 53 investigator yang bertugas di semua moda transportasi berdasar keahlian masing-masing. ‘’Jumlah ini tak ideal melihat luas dan banyaknya moda transportasi di Indonesia. Kita harap mulai 2012 akan ada 261 investigator untuk semua moda,’’ jelasnya.(wir/jpnn)