Golkar Minta Jangan Campurkan Ratu Tatu dengan Kasus Ratu Atut

Hukum | Minggu, 29 Desember 2013 - 08:54 WIB

Golkar Minta Jangan Campurkan Ratu Tatu dengan Kasus Ratu Atut
Duo ratu yang menguasai Banten, Ratu Atut (kanan) dan adiknya Ratu Tatu (kiri) dalam sebuah acara beberapa waktu lalu. Foto: viva.co.id

JAKARTA (RP) - Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar Indra Jaya Piliang menyatakan, posisi Ratu Tatu, adik Atut, saat ini seharusnya tidak dicampuradukkan dengan kasus yang terjadi pada Atut. Tatu terpilih sebagai ketua DPD Golkar Banten karena mengisi kekosongan kursi pasca meninggalnya almarhum suami Atut, Hikmat Tomet.

’’Yang masalah kan Ratu Atut. Ratu Tatu tidak ada masalah,’’ ujar Indra, Sabtu (28/12).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Indra menilai, kemenangan Tatu dalam pemungutan suara Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) Banten juga didasari fakta bahwa basis suara Golkar di provinsi itu masih didominasi pendukung Atut. Contohnya, wilayah Serang, Tangerang, Tangerang Selatan, dan sebagian wilayah Cilegon. ’’Kalau lihat persebaran suara pada Pemilu 2009, setengahnya adalah basis keluarga Atut. Apa Golkar mau kehilangan suara hanya untuk menyenangkan publik?’’ ujarnya.

Indra menambahkan, publik yang marah dan yang kritis belum tentu memilih Partai Golkar. Namun, pihak yang bermasalah secara hukum sebaiknya diserahkan ke hukum. ’’Tapi, jangan kita bawa hukum ke politik,’’ tegasnya.

Dia mengungkapkan, kemenangan satu suara Tatu juga terjadi karena faktor keputusan DPP untuk memilih abstain. DPP Golkar yang memiliki hak satu suara menginginkan win-win solution bagi konsolidasi di Banten. ’’(Total suara musdalub 12 suara) kalau memilih, bisa saja terjadi posisi 6-6. Itu bisa deadlock,’’ ungkapnya. (dim/bay/c5/agm)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook