JAKARTA (RIAUPOS.CO) -- Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana meragukan calon kapolri baru Komjen Idham Aziz bisa menuntaskan kasus yang mengenai Novel Baswedan. Pasalnya, sama-sama polisi.
Pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan sudah berjalan selama lebih dari dua tahun.
"Kita prediksi (kasus Novel) jalan di tempat ya. Karena baik Tito maupun Idham kan bagian kepolisian," kata Kurnia saat dikonfirmasi, Selasa (29/10).
Kurnia menyatakan, kasus air keras Novel sampai saat ini belum juga terungkap siapa pelaku dan aktor intelektual penyerangan terhadap Novel.
"Tidak ada arahan dan batas waktu yang jelas. Bahkan kita berpikir harus ada punishment dari presiden jika pimpinan tidak bisa selesaikan kasus ini. Jika tidak maka kasus ini akan ilang begitu saja," terang Kurnia.
Semestinya pengungkapan kasus Novel tak butuh waktu lama hingga bertahun-tahun untuk mengusutnya. Terlebih, sejumlah bukti sejauh telah dikumpulkan Polri, baik rekaman CCTV di rumah Novel maupun keterangan saksi lainnya.
"Persoalan kasus penyiraman air keras Novel ini bukan persoalan biasa. Tingga pihak Polri mau atau tidak membongkar kasus ini," ujarnya.
Oleh karena itu, peneliti ICW ini pun meminta Polri menyampaikan kepada publik hasil pengusutan Tim Teknis, yang dipimpin oleh Idham Aziz. Sebab hingga kini, lambat untuk terselesaikan.
Untuk diketahui, kasus penyerangan terhadap Novel ini sudah lebih dari dua tahun diusut Polri sejak di bawah kepemimpinan Jenderal Tito Karnavian. Namun, hingga Tito diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri), pelaku hingga aktor intelektual penyerangan tersebut belum juga terungkap.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal