Besok, Presiden ke Kelok Sembilan

Hukum | Selasa, 29 Oktober 2013 - 08:10 WIB

JAKARTA (RP) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Sumatera Barat (Sumbar), Senin (28/10).

Selama di Ranah Minang, SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono mengunjungi tiga kota/kabupaten, yakni Padang, Bukittinggi dan Limapuluh Kota. Salah satu agendanya, meninjau Jembatan Layang Kelok Sembilan yang menghubungkan Provinsi Riau dan Sumbar.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, selama di Sumbar Presiden SBY dan rombongan akan berkantor sementara di Istana Bung Hatta di Bukittinggi.

‘’Begitu mendarat di Padang, kami langsung melanjutkan perjalanan ke Bukittinggi, menuju Istana Bung Hatta,’’ papar Julian kepada JPNN, kemarin.

Presiden SBY akan berkantor di Istana Bung Hatta hingga hari Rabu (30/10). Di sana, Julian melanjutkan, SBY akan mendengarkan paparan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, terkait proyek-proyek pemerintah di daerahnya. Selain itu, SBY juga akan mendengarkan laporan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto terkait proyek Jembatan Layang Kelok Sembilan.

Sebab, orang nomor satu di Indonesia itu, akan meninjau langsung pembangunan jembatan layang yang berlokasi di Kabupaten Limapuluh Kota, Rabu (30/10). Sementara sehari sebelumnya, Selasa (29/10), SBY dan rombongan akan melakukan aksi menanam pohon di Museum Proklamator Bung Hatta di Bukittinggi.

Di samping mendengarkan paparan menteri dan pejabat daerah terkait, SBY dan jajarannya juga akan mengadakan rapat intern persiapan sidang kabinet tentang perekonomian. ‘’Khususnya soal pangan,’’ kata Julian.

Rapat tersebut, lanjut Julian, berkaitan dengan puncak peringatan Hari Pangan Sedunia yang akan dihadiri SBY di Padang, pada hari Kamis (31/10) mendatang.

Pada kesempatan tersebut, SBY juga sekaligus meresmikan Jembatan Layang Kelok Sembilan.

‘’Setelah acara itu, Presiden SBY dan Ibu Ani beserta rombongan langsung kembali ke Jakarta,’’ ujarnya.

Sementara itu, dalam kunker kali ini, SBY didamping sejumlah menteri dan pejabat terkait. Antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Radjasa, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Mendagri Gamawan Fauzi.

Kemudian Menkeu Chatib Basri, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Menteri PU Djoko Kirmanto, Mendikbud Mohammad Nuh, Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, dan Ketua KEN Chairul Tandjung. Tampak ikut mendampingi pula, Ketua DPD RI Irman Gusman.

Disambut Antusias   

Presiden SBY beserta Ibu Negara Ani Yudhoyono tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padangpariaman sekitar pukul 12.00 WIB. Kedatangan orang nomor satu di republik Indonesia itu, disambut antusias masyarakat. Di Kota Bukittinggi, masyarakat dan pengunjung objek wisata Jam Gadang berusaha menembus pagar betis pasukan pengamanan presiden (Paspampres), hanya untuk bersalaman dan memoto presiden dari jarak dekat.

Kondisi serupa terlihat di sepanjang jalan yang dilewati presiden, dari BIM hingga Bukittinggi. Bahkan di Kabupaten Padangpariaman, sebagian pedagang di Pasar Lubukalung rela meninggalkan dagangan mereka hanya untuk melihat SBY melintas dan melambaikan tangannya.

Pantauan RPG di sepanjang tepi jalan yang dilalui rombongan presiden di Padangpariaman, ratusan pelajar SD hingga SLTA berbaur dengan masyarakat, terlihat menyambut antusias di sekitar SMAN 1 Lubukalung. Para pedagang di Pasar Lubukalung juga tampak menunggu presiden melintas. Walaupun aktivitas jual-beli menjadi terhenti sejenak. ‘’Siswa memang sangat antusias menyambut presiden,’’ ungkap Kepala SMAN I Lubukalung.

Setibanya di Istana Bung Hatta Bukittinggi sekitar pukul 17.25 WIB, presiden yang mengenakan kacamata membuka kaca mobil RI 1 sambil melambai tangan ke arah kerumunan masyarakat.

Presiden bersama Ibu Ani Yudhoyono, Ketua DPD RI Irman Gusman dan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno tidak langsung menuju ruangan, tapi menghampiri masyarakat yang bersorak histeris menyambut dan telah menunggunya sejak pukul 13.00 WIB.

Ibu Ani ikut menghampiri masyarakat yang didominasi anak-anak dan ibu-ibu, seraya menjalankan hobi fotografinya mengabadikan ribuan masyarakat sekitar Istana Bung Hatta dan Jam Gadang. ‘’Sebenarnya belum puas ketemu Presiden. Masa iya nungguin lima jam, eh ketemunya cuma sebentar. Tapi lumayan, dapat foto beliau,’’ ujar Mira (45), salah seorang warga Bukittinggi yang terlihat senang dapat memotret SBY dengan ponselnya.

Telan Dana Rp580 Miliar

Proyek Jembatan Layang Kelok Sembilan yang menelan anggaran Rp580 miliar sudah tuntas pengerjaannya. Bahkan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pun mulai memfungsikan jembatan layang tersebut jelang Idul Fitri lalu.

Saat itu, Direktur Jenderal Bina Marga PU, Djoko Murjanto juga mengatakan, jembatan layang tersebut hanya menyisakan beberapa pekerjaan tahap akhir atau finalisasi. Meski belum selesai 100 persen, Djoko mengatakan bahwa jembatan tersebut sudah dapat dilalui kendaraan.

Untuk diketahui, Jalan Kelok Sembilan (jalan lama) tidak dapat dilalui kendaraan truk gandeng maupun trailer, karena radius tikungan 40 meter dan lebar perkerasan hanya 5 meter (tidak bisa dilebarkan lagi karena kondisi topografi). ‘’Dengan dibangunnya Jembatan Layang Kelok Sembilan, truk gandeng bisa berjalan lancar,’’ ujar Joko Muryanto.

Dalam pertemuan IMS-GT (Indonesia-Malaysia-Singapura Growth Triangle), kata Joko, betapa pentingnya jalur strategis Dumai-Pekanbaru-Bukittinggi. Jalan ini berperan vital mengangkat pertumbuhan ekonomi. Sekarang pertumbuhan angkutan dari Bukittinggi ke Pekanbaru sudah mencapai 6 persen per tahun, atau rata-rata 7.900/hari dan tidak mungkin dengan angkutan udara.

Kepala Pusat Komunikasi Publik PU, Danis H Sumadilaga mengatakan ruas Kelok Sembilan adalah nama untuk ruas jalan nasional yang menghubungkan Provisi Riau dan Sumbar.

Jalan yang mulai dikerjakan pada 2003 tersebut merupakan bagian dari ruas jalan penghubung Lintas Tengah Sumatera dan Pantai Timur Sumatera, tepatnya di kilometer 146 dan kilometer 148.

Danis juga mengatakan, dengan dioperasikannya Jembatan Layang Kelok Sembilan tersebut akan dapat menekan biaya operasional kendaraan dan penumpang hingga Rp134,5 miliar per tahun.

Selain itu, dari sisi konstruksi, ia menjelaskan, Jembatan Layang Kelok Sembilan sangat unik karena menyatu serta melengkapi kelestarian lingkungan cagar alam.

‘’Konstruksinya direncanakan tidak hanya mampu untuk menahan beban vertikal dan gempa, tetapi juga merupakan karya seni yang menyatu dengan lingkungannya,’’ ungkapnya.

Pembangunan Jembatan Layang Kelok Sembilan dilakukan dalam dua tahap. Pada fase awal dilakukan pembangunan empat jembatan sepanjang 720 meter dan jalan penghubung sepanjang 1.950 meter.

 Pembangunan lalu dilanjutkan tahap II berupa dua jembatan dan tambahan jalan penghubung.(ken/jpnn/y/ris/kid/wn/rpg)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook