Pertamina Jamin Stok BBM Aman

Hukum | Senin, 29 Juli 2013 - 09:20 WIB

JAKARTA (RP) - PT Pertamina (Persero) memastikan pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan Elpiji aman sebelum dan sesudah Idul Fitri tahun ini.

Prediksi Pertamina, konsumsi BBM jenis premium akan naik 14 persen dari rata-rata harian normal 80.926 KL menjadi 91.830 KL, avtur naik 8,6 persen dari rata-rata harian normal 17.512 MT menjadi 18.781 MT.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Estimasi puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-5 dan puncak arus balik pada H+4. Pertamina juga menambah konsumsi premium pada saat itu.

Namun, untuk BBM jenis solar justru diperkirakan mengalami penurunan 4,9 persen dari rata-rata harian normal 40.626 KL menjadi 38.628 KL.

‘’Kalau untuk puncak arus mudik H-5 premium akan meningkat sekitar 33 persen dari rata-rata konsumsi normal yakni 107.277 dan puncak arus balik pada H+4 meningkat 30 persen dari rata-rata konsumsi normal sekitar 105.502 KL,’’ tutur Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan usai menggelar acara ‘Sahur on The Road’ di Jakarta, Ahad (28/7) dinihari.

Dia mengungkapkan, rata-rata stok premium 17,45 hari, solar 21,27 hari, avtur 27,63 hari, pertamax 40,89 hari, pertamax plus 37,62 hari dan Elpiji 14,6 hari,’’ terang Karen.

Sementara untuk Provinsi Riau, diperkirakan terjadi penambahan 10-15 persen keperluan harian. Kepala Cabang PT Pertamina Pekanbaru, Freddy Anwar mengatakan, adanya penambahan BBM ini ia meminta masyarakat untuk tidak khawatir dan tidak perlu panik.

‘’Karena untuk keperluan jelang Idul Fitri ini, Pertamina untuk Riau estimasi peningkatan keperluan mencapai 10 sampai 15 persen dari keperluan normal, dan ini berlaku untuk semua kabupaten/kota di Provinsi Riau,’’ kata Freddy.

Freddy mengungkapkan, pihaknya menjamin tidak akan ada kelangkaan. ‘’Jelang Idul Fitri itu berapa pun keperluan masyarakat untuk BBM kami siap lepas, khususnya premium. Dan kami jamin tidak ada kelangkaan,’’ tuturnya lagi.

Ia mengungkapkan, jumlah BBM subsidi untuk Riau sekitar 4.500 KL perhari. Jika ditambah 15 persen, maka menjadi 5.175 KL per hari atau ada penambahan 675 KL.  

Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan juga mengatakan siap memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat dengan terus menjaga ketahanan stok dan mempersiapkan pengelolaan distribusi BBM dan LPG dengan baik.

‘’Pak Menteri (Menteri BUMN Dahlan Iskan, red) sudah percaya dan yakin Pertamina bisa mengantisipasi pasokan ketersediaan pasokan BBM,’’ Karen Agustiawan.

Beberapa pekan sebelumnya, Dahlan memang sudah mengecek ke Pertamina guna memastikan ketersediaan dan kesiapan Pertamina terkait pasokan BBM selama mudik dan Idul Fitri. Dikatakan Karen, bekas Dirut PLN itu justru khawatir soal penjarahan minyak.

‘’Pak Dahlan khawatir soal penjarahan minyak dan dia minta masalah itu harus segera dapat diselesaikan oleh instansi terkait,’’ ungkap Karen.

Selain itu, Pertamina menyiapkan sejumlah langkah agar pasokan BBM dan LPG berjalan lancar selama Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2013.

Selain melihat langsung kesiapan pengamanan pasokan BBM dan Elpiji di depot pengisian BBM di Plumpang, Jakarta Utara. Direksi dan jajaran Komisaris Pertamina mendengar paparan persiapan Marketing Operation Region III, kemarin pagi. Selain itu, Pertamina juga membentuk Posko Satuan Tugas (Satgas) Idul Fitri.

General Manager Marketing Region III, Hasto Wibowo menjelaskan, pembentukan Posko Satgas ini dimaksudkan untuk pemantauan tersedianya BBM, serta kesiapan pelayanan.

‘’Posko Satgas ini akan efektif mulai H-14 sampai H+14, mulai 24 Juli-24 Agustus 2013,’’ papar Hasto di Depot Plumpang, Jakarta.

Selain itu, kata Hasto, seluruh SPBU sejumlah 5.027 telah diinstruksikan untuk meningkatkan pelayanan dengan menyediakan layanan pendukung.

‘’Seperti musalla, toilet, ATM, serta memperhatikan aspek kebersihannya. Agar seluruh pemudik merasa nyaman selama perjalanan,’’ tutupnya.  Adapun beberapa langkah-langkah yang disiapkan oleh Pertamina dalam menjamin kelancaran distribusi BBM dan LPG:

Pertama, monitoring stok BBM di seluruh Terminal BBM melalui sistem komputerisasi SIM S&D (Sistem Informasi Management Supply & Distribution).

Kedua setiap terminal BBM dan SPBU beroperasi penuh 24 Jam khususnya di jalur mudik mulai H-15 hingga H+15. Ketiga,  switching tangki timbun di terminal BBM khususnya untuk Premium.

Keempat, switching tangki pendam di SPBU dari Solar ke premium/pertamax.

Kelima, Pertamina melakukan penambahan mobil tangki dan atau switching mobil tangki (solar ke premium). Menyiapkan mobil tangki (isi BBM) stand by di SPBU yang berada di jalur rawan kemacetan total (30 lokasi SPBU kantong).

Keenam, penambahan jam operasional penyaluran BBM. Pemisahan jalur pelayanan masuk motor dan mobil serta menyediakan 117 titik SPBU transit khusus sepeda motor.

Ketujuh, menyiapkan jalur contra flow untuk mengantisipasi stagnasi mobilitas mobil tanki Pertamina akibat kemacetan lalu lintas (bekerja sama dengan Polri). Kemudian, melakukan stock build up di SPPBE.

Pertamina juga, melakukan penyediaan kantong skid tank di jalur tertentu (khususnya Pantura dan jalur Selatan). Penambahan alokasi agen LPG PSO dan Non-PSO dengan peningkatan 15-20 persen dari normal.

Kedelapan, Pertamina Menunjuk agen dan pangkalan siaga dengan memaksimalkan SPBU dan minimarket sebagai etalase dan stabilisator harga LPG 3 Kg dan 12 Kg. Menyediakan Bright Gas (produk baru LPG) sebagai tambahan suplai LPG rumah tangga.

Kesembilan, Pertamina melakukan penyiagaan SPPBE di jalur mudik beroperasi penuh 24 Jam khususnya di jalur mudik dan balik mulai H-10 sampai H+10 sepanjang jalur Pantura, jalur Selatan, jalur Tengah, Banyuwangi, arah penyeberangan ke Bali, dan arah Merak menuju Sumatera.

Rugi Rp 280 M

Satu sisi Pertamina harus menambah keperluan minyak jelas Idul Fitri namun Pertamina juga mengalami kerugian mencapai 280 miliar.

Kerugian ini akibat penjarahan minyak mentah membuat Pertamina meradang.  Praktik ilegal tersebut marak terjadi di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jambi.

Penjarahan terjadi pada pipa minyak yang berasal dari Tempino, Jambi. Titik-titik penjarahan ada di pipa menuju Plaju, Sumsel. Padahal, pipa sudah ditanam di kedalaman 1,5 meter.

Aksi pencurian dengan melubangi pipa Jalur Tempino-Plaju itu memberikan kerugian yang cukup besar. Pertamina terpaksa menutup sekitar sembilan sumur minyak di lapangan Bentayan dan Tempino.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina, Ali Mundakir mengatakan, nilai kerugian yang dialami Pertamina mencapai Rp280 miliar.

Angka tersebut diambil dari perkiraan kehilangan minyak yang terjadi dalam satu pekan. ‘’Sepekan saja kehilangan minyak telah mencapai 17.500 barel. Itu setara dengan nilai Rp17,5 miliar. Nah, kalau dihitung dari 1 Januari hingga 23 Juli 2013, nilai kerugian telah mencapai Rp280 miliar,’’ katanya.

‘’Ini adalah kerugian negara. Karena, sebagian besar minyak yang dijarah adalah milik negara,’’ tegas Ali.

Kerugian sebenarnya ditaksir lebih dari itu. Sebab, tren penjarahan minyak sudah berlangsung dari pertengahan 2011. Pertamina sudah berkali-kali melaporkan kejadian tersebut kepada pihak yang berwajib.

‘’Untuk tahun ini saja sudah 126 berkas laporan kami tandatangani di kepolisian,’’ terangnya.

Ali mengaku pihaknya menetapkan status darurat dan menghentikan produksi minyak dari sumur yang melalui pipa tersebut. Status tersebut resmi diberlakukan karena Pertamina merasa menjadi objek penjarahan melalui kegiatan illegal tapping (penjarahan dengan melubangi pipa) yang masif dan terorganisasi.

Aksi tersebut memberikan rata-rata losses (kehilangan minyak) hingga 39 persen dari aliran minyak sekitar 12.000 barel per hari.

Jalur pipa yang dipendam pada kedalaman 1,5-meter di bawah permukaan tanah itu diharapkan bisa mencegah upaya masyarakat melubangi pipa tersebut. Sehingga, minyak bisa diantarkan ke Kilang Pertamina Refinery Unit III Plaju dengan utuh.

Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Setelah beberapa hari, aliran minyak ternyata kembali mengalami losses. Dimulai dari 4,45 persen hingga puncaknya mencapai 39,5 persen.

‘’Begitu pipa dioperasikan secara komersial, losses terus meningkat bahkan mencapai 5.000 barel per hari,’’ ungkapnya.

Terkait dengan penjarahan minyak itu, Kadivhumas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie menegaskan pihaknya bakal melakukan penegakan hukum.

Namun, penegakan hukum akan jadi sia-sia jika tidak dilakukan pencegahan terhadap aksi berikutnya. Menurut Ronny, sebaiknya semua pihak terkait duduk bersama menganalisis permasalahan tersebut.

‘’Pimpinan Pertamina di sana duduk satu meja dengan Kapolda dan Kapolres yang wilayah hukumnya dilalui pipa Pertamina,’’ ujar Ronny kemarin.(bil/byu/ca/jpnn/gus/esi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook