IPW: Jangan Ancam Pemudik Motor

Hukum | Minggu, 29 Juli 2012 - 09:17 WIB

JAKARTA (RP) - Mabes Polri meminta pemudik tidak menggunakan sepeda motor. Bahkan, para pengendara yang nekad akan dinaikkan ke truk. Hal ini dikritik oleh Indonesia Police Watch (IPW).

"Mengapa harus ada intimidasi dan semacam ancaman pada pengguna sepeda motor. Polisi seharusnya mengayomi mereka, memberikan pengawalan," kata Ketua Presidium IPW Neta Sanusi Pane saat dihubungi kemarin.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pemotor, lanjut Neta, terpaksa melakukannya karena hemat biaya dan angkutan umum yang tidak layak. "Mungkin saja mereka tak mendapatkan tiket sehingga harus menggunakan motor," katanya.    

IPW menilai ada empat masalah krusial dalam musim mudik 2012 ini. Pertama, jumlah kendaraan kian bertambah banyak, terutama sepeda motor, otomatis jumlah pemudik akan melonjak. Kedua, kondisi dan pelayanan angkutan umum, bus maupun kereta api sangat buruk dan terbatas, sehingga pemudik menjadikan sepeda motor sebagai alternatif.

Ketiga, kondisi jalanan sangat buruk, tambal sulam, bergelombang, berlobang dan lain-lain. Kondisi ini sangat berpotensi membuat pemudik celaka. Kemudian yang keempat, jumlah polisi sangat terbatas. Berbagai kendala ini membuat Polri tidak akan bisa berbuat banyak. "Waktunya sangat mepet, kita pesimistis Polri bisa mengantisipasi itu," katanya.

Penulis buku Jangan Bosan Kritik Polri itu menjelaskan polisi harus segera menggandeng aparat lain untuk memperlancar mudik tahun ini. "Misalnya dengan kapal kapal perang TNI AL dan juga pesawat-pesawat Hercules TNI AU," kata Neta.

Secara terpisah, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar membantah pihaknya mengancam pengendara motor. "Salah itu, justru kita fasilitasi agar mereka aman, nyaman dan selamat," katanya.

Polri dan Kementerian Perhubungan akan berupaya menyediakan bus dan truk truk besar untuk para pemudik motor itu. "Soal koordinasi dengan angkatan lain itu sudah jauh-jauh hari kita lakukan. Ya, silahkan saja kritik tapi kita yang bekerja di lapangan," tegasnya.(rdl)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook