JAKARTA - Gempa bumi kembali menguncang Papua. Pergerakan kerak bumi berkekuatan 5.3 SR (skala richter) terjadi 69 Km Timur Laut Nabire pada kedalaman 11 kilometer berpusat pada 3.09 LS-136.07 BT , Minggu (29/04) pukul 08.57 WIB.
Berdasarkan laporan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Nugroho, gempa dirasakan cukup keras selama 3 detik di wilayah Nabire dan sekitarnya. "Gempa tidak berpotensi tsunami. Aktifitas warga tetap berjalan normal.Tidak ada kepanikan yang berarti," kata Sutopo dalam rilisnya yang diterima JPNN, Minggu (29/4).
Menurut Sutopo, Nabire merupakan daerah rawan gempa, baik yang dipengaruhi oleh sesar Sorong, sesar Taerua-Aiduna yang bergeser 2 centi meter per tahun, maupun pengaruh dari subduksi lempeng Pasifik dan Eurasia yang bergeser 8-10 cm per tahun.
"Tidak aneh jika di sekitar Nabire pernah terjadi gempa 7,1 SR dan 7,5 SR pada tahun 2004. Sedangkan di daerah Selatan Nabire pernah terjadi gempa 7,1 SR pada tahun 1995. Semuanya pusat gempa di darat sehingga kerusakan yang ditimbulkan cukup parah saat itu," ucapnya.
Sebelumnya, di daerah Manokwari juga terjadi gempa bumi 6,8 SR dengan pusat gempa pada Sabtu ( 21/04). Gempa ini telah menimbulkan kerusakan 74 rumah rusak, yaitu 30 unit rumah rusak berat, dan 44 unit rumah rusak sedang., total 74 unit. Dampak lain jembatan sepanjang 12m rusak berat, 5 unit gereja rusak berat, 10 unit gereja rusak sedang,
"Untuk itu, masyarakat diminta untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan. Gempa terjadi dalam waktu yang sangat cepat dan sesaat. Tetapi ilmu pengetahuan dan teknologi belum mampu memperkirakan kapan tepatnya akan terjadi gempa. Dengan wilayah Indonesia yang rawan gempa, masyarakat dihimbau untuk terus waspada. Bencana terjadi saat kita tidak siap," himbau Sutopo. (awa/jpnn)