SEMARANG (RP) - Suasana rumah Nur Fathoni (21) warga RT 3 RW 3 Kelurahan Kembangarum Kecamatan Semarang Barat, penuh kesedihan. Air mata keluarganya pecah ketika mendapat kabar Tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Semarang itu tewas setelah mengalami kecelakaan di Malaysia.
Diketahui, pria yang akrab disapa Toni itu meninggal dunia hari Rabu (21/11) di tempat kerjanya, negara Malaysia, sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Ia sempat mendapat perawatan medis selama 12 jam di rumah sakit. Ia tewas setelah mengalami kecelakaan di jalan tol Johor Baru, Malaysia, saat pulang kerja menuju rumah singgah TKI.
Ayah korban, Supardi (63), saat ditemui di rumah duka mengatakan, Toni ketika pulang kerja naik mobil yang juga ditumpangi lima saudaranya. Toni pulang sekitar pukul 16.00. Di lokasi mobil oleng lalu menabrak median jalan. Sehingga mobil terjungkal dan terseret. Diduga, sopir tak bisa mengendalikan mobil ketika ban mobil bocor saat kabut dan hujan menghalangi pandangan. "Toni mengalami pendarahan di kepala. Lima saudara lainnya hanya luka. Toni yang paling parah," paparnya.
Informasinya, Toni duduk di bagian belakang. Kemungkinan saat terjatuh kepala Toni membentur benda keras sehingga mengalami pendarahaan. Dikatakannya, proses pemulangan jenazah Toni tergolong cepat. Paslanya, setelah mengetahui Toni meninggal, saudaranya langsung mengurusnya. "Jenazah Toni langsung diterbangkan dari Kuala Lumpur. Perkiraan jenazah Toni datang besok (hari ini, red). Semua sudah diurus oleh pemilik perusahaan penyalur anak saya," kata ayah dari TKI yang lahir pada 28 Juni 1991.
Ditambahkannya, proses pengurusan dokumen telah selesai, namun data teknis mengenai alamat pengiriman surat di Malaysia sempat salah. Jarak kedua kota tersebut ditempuh selama enam jam jalur darat. Jam kedatangan jenazah belum bisa ditentukan, menunggu pengurusan dokumen Lokasi jenazah berada di Johor Baru, tetapi surat dikirimkan ke Kuala Lumpur.
"Toni bekerja di perusahaan pengolahan pasir besi selama tujuh bulan ini. Tugasnya mengecek kandungan besi di dalam pasir menggunakan alat tertentu. Kami ucapkan terimakasih kepada pemilik perusahaan mau membantu pemulangan jenazah Toni," ungkapnya.
Diceritakannya, Toni berangkat bersama saudaranya saat sebuah perusahaan membutuhkan 10 pekerja. Ia mengenal Tono sebagai anak yang baik dan kalem. "Toni anak keempat dari enam bersaudara. Pendidikan terakhir lulus di SMK Nusa Bhakti Semarang Barat.
Rencananya, jenazah akan dikebumikan di pemakaman Sono Layu Krapyak begitu sampai ke rumah. (ris)