Lomba Puisi, 20 Peserta Masuki Grand Final

Hukum | Minggu, 28 Juli 2013 - 08:26 WIB

Lomba Puisi, 20 Peserta Masuki Grand Final
Tiga dewan juri Marhalim Zaini (kanan), Zulhamzani (tengah), Sosiawan Leyak (kiri) menilai peserta lomba baca puisi sempena peringatan hari puisi Indonesia I, di Taman Kecil Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (27/7/2013). Foto: JPNN

JAKARTA (RP) - Lomba puisi se-Indonesia yang merupakan rangkaian kegiatan pekan puisi Indonesia sudah memasuki babak akhir. Sebanyak 20 peserta terbaik dari 141 yang tampil di babak penyisihan akan diadu kembali pada babak final hari ini, Ahad (28/7) malam.

Tiga peserta terbaik berhak membawa pulang hadiah dengan total Rp50 juta dari Yayasan Sagang dan akan diumumkan pada malam puncak anugerah hari puisi Indonesia Selasa (30/7) pekan depan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Nama-nama peserta yang masuk 20 besar akan ditentukan saat babak final lomba baca puisi dilaksanakan,’’ kata Ketua Penyelenggara Pekan Puisi Indonesia, Asrizal Nur, Sabtu (27/7).

Menurut Asrizal, para peserta yang telah mengikuti babak penyisihan dipastikan hadir kembali pada babak final, karena seluruhnya masih berpeluang masuk 20 besar. ‘’Karena itu, diharapkan para peserta jangan sampai tidak hadir,’’ lanjutnya. Ditambahkan Asrizal, pada babak final pihaknya telah menyiapkan tiga orang dewan juri, yaitu Yose Rizal Manua (Penyair), Fikar W Eda (Komite Sastra DKI Jakarta), Ahmadun Yose Herfanda (Mantan Redaktur Budaya Republika).

Sebelumnya, tiga orang dewan juri yang merupakan keterwakilan di tiga wilayah pada babak penyisihan, yaitu Marhalim Zaini (Sumatera), Zulhamzani (Jawa) dan Sosiawan Leyak (Kalimantan).

Jika peringatan Hari Puisi Indonesia yang dipusatkan di Jakarta masih terus berlangsung hingga malam puncak, Selasa (30/7), di beberapa daerah peringatan tersebut sebagian besar sudah dilaksanakan. Di Bali misalnya, peringatan Hari Puisi Indonesia dirayakan secara sederhana dengan menggelar buka bersama yang kemudian dilanjutkan dengan tadarus puisi.

Penyair Bali, Pranita Dewi yang juga turut hadir di Riau saat hari puisi dideklarasikan tahun lalu, menyebutkan, peringatan hari puisi memang harus dimeriahkan dan diperingati. ‘’Ini tandanya kita sudah punya hari puisi. Kita harus semangat untuk merayakannya. Ya, tentu satu daerah dengan daerah lain tidak sama bentuknya. Kita di Bali merayakannya dengan sederhana kemarin, Jumat sore. Kami awali dengan buka bersama dan kemudian tadarus puisi,’’ jelasnya kepada Riau Pos saat dihubungi via telpon genggam tadi malam.

Sementara itu, perayaam di Padang juga dilaksanakan dengan meriah. Padang merupakan kota pertama yang melaksanakan peringatan hari puisi karena dilaksanakan tepat pukul 00.00 WIB tanggal 26 Juli. Kegiatan diawali dengan membacakan puisi hingga sahur bersama. ‘’Kita di Padanglah yang pertama melaksanakan peringatan hari puisi ini. Pukul 00.00 WIB kita mulai dengan membaca puisi hingga sahur bersama,’’ ungkap penyair Sumbar, Yusrizal KW pula.(yud/kun)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook