Riau Pos Online - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan resmi menerapkan uang kuliah tunggal (UKT) untuk mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) yang masuk lewat jalur seleksi nasional maupun seleksi bersama masuk PTN mulai tahun ini.
Mendikbud Mohammad Nuh mengatakan, prinsip penetapan bantuan operasional PTN, biaya kuliah tunggal (BKT) maupun UKT dilakukan dengan memperhatikan masyarakat yang tidak mampu (afirmasi), subsidi silang (yang kaya mensubsidi yang miskin), dan pengendalian biaya yang tepat.
“Ada prinsip afirmasi, subsidi silang, dan pengendalian. Tidak boleh serta merta perguruan tinggi menaikkan biaya,” ujar Mendikbud Mohammad Nuh di Jakarta, Senin (27/5).
Menurutnya pengaruh bantuan operasional PTN terhadap biaya pendidikan tinggi yang ditanggung mahasiswa menunjukkan penurunan yang cukup signifikan.
Dia mencontohkan, dengan sistem saat ini, kuliah reguler sampai selesai di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gajah Mada (UGM) rata-rata menghabiskan biaya Rp 105,5 juta, yang terdiri dari SPP Rp 2,150.000 per semester, sumbangan pembangunan institusi (SPI) Rp 75 juta dan SPP lain Rp 900 ribu.
Nah, dengan sistem UKT, angkanya bisa ditekan hingga Rp 98,625.000 atau selisih sekitar Rp 7 juta. Angka ini dengan perhitungan BKT jenjang S1 di FK UGM sebesar Rp 15.232.803. Sedangkan UKT-nya bervariasi yang dikelompokkan ke dalam lima kelompok mahasiswa.
Mahasiswa kelompok I per semester hanya membayar Rp 500 ribu, dan kelompok dua Rp 10 juta. Sedangkan Kelompok III Rp 7.500.000, kelompok IV Rp 10.875.000 dan angka tertinggi di kelompok V sebesar Rp 14.500.000 per semester.
"Kelompok satu dan dua alokasi masing-masingnya harus 5 persen di semua PTN, itu jatah keluarga tidak mampu dan kurang mampu. Kriteria dasarnya sudah ada, tapi eksekusinya di kampus masing-masing," ungkap M Nuh.
Artinya, kata dia, ada 5 persen mahasiswa FK UGM di kelompok I hanya membayar uang kuliah sampai selesai sebesar Rp 5 juta, dan Rp 10 juta untuk mahasiswa kelompok II.
Biaya kuliah di FK Universitas Indonesia (UI) justru lebih murah. Bila dengan sistem sekarang bisa menghabiskan biaya Rp 107 juta sampai selesai, dengan sistem UKT biayanya turun drastis hingga tinggal sekitar Rp30,5 juta dan sistem UKT-nya dibagi ke dalam tujuh kelompok mahasiswa.
"Bahkan untuk kelompok I dan II di UI, biayanya mulai dari 0-Rp 500.000. Ini artinya ada mahasiswa dari keluarga miskin yang bisa tidak dipungut biaya sama sekali sampai dia lulus S1 kedokteran," tambah Nuh.(fat/jpnn)