Riau Pos Online-Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Letjen (Purn) DR (Hc) H Sutiyoso SH menegaskan upaya partai-partai menengah dan kecil untuk melakukan revisi Undang-Undang Pilpres tentang presidential threshold (ambang batas presidensial) 20 atau 25 persen suara, hal itu sudah diduga oleh Sutiyoso pasti gagal.
Kenapa? Karena menurut Sutiyoso pembuat Undang-Undang di DPR RI itu dikuasai oleh partai-partai besar. Hal-hal yang sekiranya tidak menguntungkan mereka pasti akan dilawan terus. "Seperti Saya duga akhirnya tidak diagendakan," kata Sutiyoso.
Hal ini ditegaskan Sutiyoso usai membuka Musyawarah Kerja Provinsi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Riau di Balai Sudirman, Pekanbaru, Sabtu (26/10). Dalam acara ini hadir Ketua DPP PKPI Riau Alisyahbana, empat caleg DPR RI, puluhan caleg DPRD Riau dan kabupaten/kota di Riau serta ratusan kader, simpatisan PKPI Riau.
Menurutnya, upaya akhir adalah uji materi ke Mahkamah Konstitusi (MK) sebagai pintu terakhir. Masalah presidential threshold ini kata Sutiyoso sudah terjadi begitu sama juga dengan parliementary threshold untuk parlemen tadinya, namun demikian sekali lagi terjadinya seperti itu, sepertinya sudah final hanya satu lubang yang bisa ditembus yaitu lewat MK.
Di sisi lain MK sedang kena masalah. Sementara waktu terus berjalan karena itu PKPI juga tetap akan menyesuaikan dalam kondisi yang terburuk. Kalau memang harusnya 20 persen PKPI dan partai menengah dan kecil berkoalisi.
"Kalau ingin menjadi sesuatu terus mau jadi kupingnya naga, mau jadi buntutnya macan itukan ciri-ciri parpol kecil dan menengah itu semuanya ingin jadi kepala. Tak peduli kepala "cacing", tak ada masalah. Karena itulah kuncinya harus terbuka hati siapa dari tokoh-tokoh koalisi partai-partai menengah kecil ini layak dicalonkan," kata Sutiyoso.
Koalisi sebenarnya sudah bermunculan terutama partai-partai Islam yang melengkapi. Tapi sebenarnya mereka bisa bergabung menjadi satu dengan partai nasionalis Indonesia. Ditanya PKPI berkoalisi dengan siapa? Sutiyoso menegaskan dia belum bisa hitung kecuali kalau sudah Pemilu sudah tahu hasilnya barulah bisa menyebut dengan siapa berkoalisi.
Tokoh-tokoh sudahlah seperti itu selalu mereka ingin jadi kepala, tapi tak apa-apa kepala cacing, asal jadi kepala. Padahal kalau kompak bisa kuat. Masalah target PKPI Indonesia kata Sutiyoso tembus parliementary threshold saja 3,5 persen itu minimal angka mati. Tapi mungkin 5 persen bisa ditembus.
Ditanya jika tak lolos Capres, maka PKPI akan mendukung siapa? Dijawab Sutiyoso dia juga belum mengerti karena calonnya belum tahu siapa. "Calon yang berkeliaran itu juga banyak yang lucu-lucu bagaimana mau didukung," kata Sutiyoso.(azf)