JAKARTA (RP) - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Johan Budi membalas sindiran dari Wakapolri Komisaris Jenderal Nanan Soekarna yang menyebut lembaga pimpinan Abraham Samad itu menggunakan konsultan PR (Publik Relation) untuk pencitraan baik ke masyarakat.
Menurut Johan, KPK tidak punya cukup dana untuk menyewa PR untuk menciptakan pencitraan yang baik bagi lembaga pemberantas korupsi itu. "Kami tidak punya dana untuk bayar konsultan PR," kata Johan, di gedung KPK, Kamis (27/9).
Mantan wartawan itu menyatakan bahwa selama ini KPK tidak pernah berusaha melakukan pencitraan. Karena apa yang dilakukan KPK hanyalah melaksanakan tugas yang diamanatkan UU KPK terkait transparansi kepada publik. "Itu cukup dilakukan biro Humas. Tidak ada pencitraan," tegas Johan.
Menurutnya, KPK sebagai lembaga penegak hukum tidak berurusan dengan masalah pencitraan. "KPK itu lembaga penegakkan hukum. Tidak berurusan dengan citra-citra. Tidak ada lomba citra. KPK tidak lakukan pencitraan," tuturnya.
Sebelumnya Wakapolri Komjen Pol Nanan Soekarna menyindir KPK dengan mengatakan selama ini polisi bersikap seimbang menyelesaikan masalah hukum dengan aturan hukum. Polisi, kata dia, tak pintar melakukan pencitraan seperti institusi lainnya, karena polisi menunjukkan kinerja sesungguhnya.
"Jangan menekan pakai publik, jangan menekan pakai media. Jangan mencari popularitas. Ayo dong pakai hukum. Sengketa hukum pakai hukum. Kan ini negara hukum. Hukum itu panglima. Ya pakai hukum. Kita enggak pintar, enggak ada biaya juga. Kita tidak diberikan oleh negara untuk membuat citra polisi dengan biaya besar," ungkapnya.
Ia pun melayangkan protes karena selama ini media massa hanya menayangkan keburukan Polri. Sementara, prestasi Polri jarang diekspos ke publik.
"Polisi enggak ada memang biaya untuk itu. Kalau mereka (KPK) menggunakan konsultan PR apa itu. Kita tidak, karena memang semua anggota polisi ada peranan humas. Mau Kadiv Humas jungkir balik, jualan polisi bagus, tapi kalau satu orang polisi berbuat jelek. Hancur lagi polisinya," kata dia sambil tertawa.
Saat itu Wakapolri juga mengajak media untuk membantu Polri membangun citra posotif. "Nah tolong media, ayo sama-sama dong. Kita besarkan polisinya. Oknumnya ditindak. Setiap tahun di kepolisian 500 orang dipecatin terus. Sayang itu kan, udah disekolahin, udah disiapin jadi pengayom-pengayom meras-meras lagi. Pecat semua yang salah. Sama-sama dong, bantu kami membuat citra," pungkasnya.(fat/jpnn)