JAKARTA (RP) - Para panitia pengawas dan peserta tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari jalur umum dan dari honorer kategori dua (K2) yang digelar 3 November 2013, jangan coba-coba berbuat kecurangan.
Indonesia Corruption Watch (ICW) yang digandeng secara resmi oleh Kemenpan-RB sebagai pemantau pelaksanaan tes CPNS tahun ini, sudah menyiapkan sejumlah formula agar tes calon abdi negara benar-benar fair.
Salah satu cara yang diterapkan, menurut Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik ICW, Febri Hendri, adalah dengan menyusupkan anggota jaringan ICW menjadi peserta tes CPNS.
"Kita ikut menyusupkan orang menjadi peserta tes CPNS," ujar Febri kepada JPNN di Jakarta, kemarin (26/8).
Mengenai sebaran orang yang disusupkan, Febri tidak mau menyebutkan karena itu bagian dari strategi pemantauan. Yang jelas, lanjutnya, ICW mengerahkan banyak orang, yang direkrut dari aktivis LSM-LSM yang selama ini bergerak di bidang antikorupsi.
Dalam pekan-pekan ini, lanjut Febri, ICW akan melakukan pelatihan kepada para pemantau yang akan diterjunkan ke lokasi-lokasi tes CPNS. Selain itu, ICW bersama jaringannya juga akan membuka posko pengaduan di sejumlah kota besar di tanah air. "Ada di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan beberapa lagi. Juga dibuka ruang pengaduan online," ujar Febri.
Bukan hanya di tingkat pelaksanaan tes, ICW juga memantau semua tahapan, mulai dari perencanaan, analisa jabatan (anjab), penetapan formasi hingga proses pemberkasan untuk penetapan Nomor Induk Pegawai (NIP).
Masalah penggandaan, pengepakan, hingga distribusi soal tes, juga menjadi fokus pemantauan ICW. "Karena potensi kebocoran soal tetap ada. Mengacu kasus UN, meski diperketat, tetap saja ada kebocoran. Berbagai cara akan ditempuh para peserta agar bisa lolos tes CPNS. Ini akan kita pantau serius," beber Febri.
Temuan dan pengaduan yang masuk ke posko, lanjutnya, nantinya akan didalami ICW. Dan jika data masih dianggap kurang, ICW akan melakukan investigasi. "Jika bukti sudah kuat, kita tindak lanjuti," pungkas Febri. (sam/jpnn)