AMBON (RP) - Bencana banjir bah akibat jebolnya Bendungan Way Ela menyisakan cerita tragis. Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu berada di puncak Bendungan Way Ela satu jam sebelum bendungan alam terbesar itu memuntahkan air ke perkampungan warga dan mengakibatkan 470 rumah rata dengan tanah, Kamis (25/7) lalu.
Komandan Satgas Tanggap Darurat Bencana dan Pasca Bencana Natural Dam Way Ela bentukan Pemprov Maluku Kolonel Inf Asep Kurnaedi mengungkapkan, Karel bahkan nyaris terbawa air bah.
Orang nomor satu di Maluku tersebut sempat ikut terseret air bah. Untung, nyawa Karel bisa selamat setelah beberapa warga yang mendampingi beliau ikut menyelamatkannya.
‘’Kami sudah beri tahu agar Pak Gub (Gubernur) menghindar dari lokasi. Untung, sebelum luapan air datang dari Bendungan Way Ela, Pak Gub sudah kami evakuasi,’’ ujar Asep kepada wartawan di lokasi Bendungan Way Ela, Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku, kemarin (26/7).
Berdasar pantauan Ambon Ekspres (Jawa Pos Group), setelah mengamuk dan menenggelamkan Desa Negeri Lima, air bah kemarin sudah surut. Tidak ada lagi aliran air. Yang terlihat adalah hamparan kosong seluas kurang lebih 5 hektare.
Menurut catatan Satgas Tanggap Darurat Bencana dan Pasca Bencana Natural Dam Way Ela, kurang lebih 470 rumah yang berada di Negeri Lima rata dengan tanah, terbawa arus air bendungan. Selain itu, 5.227 jiwa dari 1.027 kepala keluarga (KK) Negeri Lima mengungsi meninggalkan desa.
Sebelumnya diinformasikan, tiga orang warga setempat hilang dan diduga menjadi korban. Tetapi, mereka yang terpisah dari rombongan pengungsi akhirnya kemarin ditemukan selamat. ‘’ Delapan orang juga mengalami luka berat dan 24 orang lainnya terluka ringan.
Sejak beberapa pekan terakhir, warga Negeri Lima memang menjalani kehidupan dengan dihantui kekhawatiran jebolnya Bendungan Way Ela.
Sebagian penduduk yang bermukim di pesisir pantai itu memang telah diungsikan. Namun, sebagian lagi memilih bertahan di rumah masing-masing.
Selain 470 rumah rusak total, 3 SD, 1 SMAN di Leihitu, 1 madrasah, 2 musala, dan 1 kantor KUD rusak berat. Satu jembatan hanyut, sarana air bersih rusak total, dan satu tower Telkomsel hanyut.
Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, BNPB telah mengerahkan dua pesawat Hercules untuk mengirimkan bantuan logistik.
‘’Kami sudah menyiapkan tempat pengungsian satu minggu sebelumnya. Dapur umum dan pos kesehatan telah beroperasi,’’ jelas Sutopo.
Untuk diketahui, Bendungan Way Ela terbentuk secara alami pada 2012 sebagai akibat longsoran tebing yang menutup alur sungai di Desa Negeri Lima, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
”Bendungan dengan panjang 1.100 meter dan lebar 300 meter itu memiliki kedalaman 35 meter. Volumenya sekitar 19,8 juta meter kubik. ‘’Hampir 20 kali lipat daripada volume air Situ Gintung,’’ ujar Sutopo.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum (PU) Bidang Keterpaduan Pembangunan Taufik Widjoyono mengatakan, terdapat infrastruktur PU yang mengalami kerusakan, yaitu satu jembatan dan sarana air bersih yang mengalami kerusakan total.(cik/jpnn/c9/kim)