JAKARTA (RP) - Dari jumlah pelamar SNMPTN jalur undangan yang sudah dinyatakan, 15.313 pelamar diantaranya adalah penerima bidik misi. Dimana mereka akan mendapatkan beasiswa pendidikan penuh untuk delapan semester komplit dengan uang untuk biaya hidup.
Pengucuran bidikmisi periode 2011 dipenuhi banyak penyimpangan. Diantara yang paling banyak adalah pemberian bidikmisi yang tidak tepat sasaran. Beasiswa ini sudah tegas diperuntukkan bagi calon mahasiswa miskin. Tetapi di beberapa kampus ada penerima bidikmisi yang diduga dari kalangan keluarga mampu.
Kasus penyimpangan pengucuran Bidikmisi ini ramai dikabarkan terjadi di Universitas Sumatera Utara (USU). Sayangnya sampai saat ini Kemendikbud belum melansir hasil penelusurannya.
Ternyata kasus pengucuran bidikmisi yang tidak tepat sasaran juga terjadi di ITS. Di kampus yang dipimpin Tri
Yogi Yuwono itu, sekitar 70 mahasiswa program bidikmisi ternyata berasal dari keluarga mampu bahkan kaya. "Kasus ini murni tidak ada unsur kesengajaan," tutur Tri Yogi yang ikut mendampingi Rochmat, kemarin (26/5).
Tri Yogi mengatakan, kasus ini terjadi karena ada salah persepsi dari pihak sekolah asal mahasiswa tadi. Dia mengatakan, pihak sekolah tidak tahu jika bidikmisi ini adalah diperuntukkan untuk keluarga miskin. Kondisi ini diperparah dengan pihak kampus yang tidak meneliti dengan seksama dokumen-dokumen yang diserahkan pelamar.
Tahun ini, Tri Yogi bersama seluruh jajaran rektor PTN kompak akan membentengi penyaluran bidikmisi. Dia menegaskan, bidikmisi harus disalurkan dengan tepat sasaran. "Penerima harus sesuai dengan persyaratan kebidikmisian (kemiskinan, red) yang sudah ditetapkan," katanya.
Di antara kriteria itu adalah, rata-rata penghasilan maksimal per bulan sebesar Rp 600 ribu per kepala. Jadi jika dalam satu keluarga ada lima anggota keluarga, maka yang berhak mendaftar bidikmisi adalah, keluarga yang berpenghasilan paling banter Rp 3 juta per bulan.
Selain itu, seluruh PTN juga dihimbau untuk menerjunkan tim guna memverifikasi dokumen mahasiswa program bidikmisi. "Jika perlu libatkan BEM untuk turun ke lapangan memeriksa tempat tinggal," kata Tri Yogi.
Dia menuturkan, saat ini ITS menampung 700 mahasiswa baru dari SNMPTN jalur undangan. Di mana 300 di antaranya adalah mahasiswa bidikmisi. Sementara 500 kursi Bidikmisi lainnya untuk mahasiswa SNMPTN jalur ujian tulis. (wan)