JAKARTA (RIAUPOS.CO) - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin makin sulit berkelit dari kasus jual-beli jabatan yang melibatkan anggota DPR Romahurmuziy. Sebab, dalam penggeledahan di ruang kerja Menag malam tadi, tim KPK menemukan uang tunai ratusan juta. Fulus dalam pecahan rupiah dan dolar AS itu langsung disita KPK.
Temuan mengejutkan itu bermula saat KPK mengirim tim untuk menggeledah dua lokasi. Yakni Kantor Kemenag dan Kantor DPP PPP. Di Kantor Kemenag, ada tiga ruangan yang digeledah. Yakni ruang kerja Menag, ruang kerja Sekjen Kemenag, dan ruang biro kepegawaian. Nah, uang ratusan juta itu ditemukan tim KPK saat menggeledah ruang kerja Menag.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah belum bisa memastikan jumlah uang tersebut. Dia hanya menyebut ratusan juta. Uang itu sudah disita KPK. Dia mengakui, temuan tersebut membuat KPK berpeluang memanggil Menag. Sebab, Menag harus menjelaskan peruntukan dan asal muasal uang tersebut. Menag juga harus bisa menjelaskan alasannya menyimpan uang tunai sebanyak itu di ruang kerjanya. Meski begitu, Febri mengatakan bahwa hingga kemarin KPK belum mengeluarkan jadwal pemeriksaan tersangka maupun saksi.
Namun, dia kembali menegaskan bahwa peluang memanggil Menag sangat terbuka. Sebab, penyidik perlu menanyakan semua temuan mereka di lapangan kepada pihak-pihak terkait.
”Apalagi ada beberapa dokumen dan uang yang diamankan dan disita dari ruangan menteri agama hari ini (kemarin),” jelas mantan aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) tersebut.
Dia menegaskan bahwa KPK tidak akan pandang bulu. Siapa pun yang terlibat, dari partai apa pun, pasti akan diproses. ”Tentu sudah kami identifikasi (pihak lain yang diduga terlibat). Tapi, sampai saat ini belum bisa disampaikan karena hal itu terkait dengan materi penanganan perkara,” bebernya.
Pria asal Padang itu menyampaikan, selain uang tunai ratusan juta dari ruang kerja Lukman, sejumlah dokumen juga turut diamankan penyidik.
Apakah Menag terlibat dalam jual-beli jabatan? Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif belum bersedia menjawab dengan detail. ”Itu bagian dari penyelidikan dan penyidikan. Belum bisa kami jelaskan,” kata pejabat kelahiran 1965 itu.
Dia hanya menegaskan bahwa KPK bakal mengejar semua pihak yang terlibat. Bukan hanya tiga tersangka yang sudah terjaring operasi tangkap tangan (OTT), pejabat internal Kemenag yang terlibat juga bakal diburu. Berdasar pengembangan kasus, KPK sudah memiliki petunjuk ke arah pejabat tersebut.
”Kemungkinan (pejabat internal Kemenag terlibat) itu ada,” kata Laode.
Sebagaimana diberitakan, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di Surabaya pada Jumat (15/3). Tiga orang ditetapkan sebagai tersangka. Yakni, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy alias Romy, Kakanwil Kemenag Jatim Haris Hasanudin, dan Kakan Kemenag Gresik Muafaq Wirahadi.
Mereka diduga terlibat dalam praktik jual beli jabatan di Kemenag. Haris dan Muafaq diduga menyetor upeti kepada Romy untuk mendapatkan jabatan. Sebagai Ketua Umum PPP, Romy disebut memiliki kedekatan dengan Menag yang juga politikus PPP itu. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Romy dipecat dari jabatan ketum PPP.
Laode menyampaikan, dalam lelang terbuka Kemenag, sudah jelas Haris Hasanudin tidak terpilih.