JAKARTA (RP) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menerima balasan surat dari Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott. Surat-menyurat itu terkait protes Indonesia terhadap penyadapan yang dilakukan Negeri Kanguru tersebut pada sejumlah pejabat negara termasuk Presiden dan Ibu Negara.
Setelah menerima balasan surat itu pekan lalu, Presiden kini mengumpulkan jajaran pimpinan menteri dan lembaga untuk menjalankan langkah-langkah antisipasi ke depan.
"Setelah PM Australia menyampaikan surat balasan saya harus mengambil langkah-langkah yang tepat agar apa yang terjadi beberapa saat lalu tidak terulang kembali," ujar Presiden saat membuka rapat bersama sejumlah jajaran menteri termasuk Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman di kantornya, kompleks Istana Negara, Jakarta, Selasa, (16/11).
Menurutnya, ke depan hubungan Indonesia dan Australia harus diawali dengan rasa saling percaya. Apalagi, selama ini kedua negara sudah banyak membangun kerjasama dalam berbagai bidang.
"Harus diawali adanya saling percaya antara Indonesia dan Australia," tegasnya.
Presiden dalam hal ini tidak menjelaskan rincian isi surat balasan dari Abbott terkait penyadapan itu. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha ditemui di tempat berbeda mengungkapkan isi surat Abbott sesuai dengan harapan peemerintah Indonesia. Namun, ia pun mengaku tidak dapat membeberkan secara utuh isi surat tersebut.
"Seperti yang kita harapkan tentunya. Saya tentu tidak dalam kapasitas untuk memberikan info mengenai isi surat PM Abbott. Namun jawaban dari Abbott tentu sesuai dengan yang kita harapkan," kata Julian. (flo/jpnn)