JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Setelah menjalani perawatan intensif selama 10 hari, Ipda Erwin Yudha Wildani mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta. Dia gugur akibat luka bakar saat mengamankan unjuk rasa elemen masyarakat di depan kantor Pemerintah Daerah Cianjur, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
“Telah gugur putra buah terbaik Polda Jabar dalam melaksanakan tugas Pengabdian untuk negara, masyarakat, dan institusi Polri,” ujar Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andhiko dalam keterangan tertulisnya, Senin (26/8).
Trunoyudo menerangkan, Erwin meninggal pukul 01.38 WIB. Penyebabnya karena luka bakar lebih dari 60 persen. “Akibat luka bakar ketika melaksanakan tugas Polri pada pengamanan unjuk rasa di depan Kantor Pemerintah Kabupaten Cianjur,” imbuhnya.
Gugurnya Erwin menyisakan luka mendalam bagi jajaran Polda Jawa Barat. Pasalnya Erwin merupakan perwira berdedikasi tinggi dan masa pengabdiannya sudah cukup lama, yakni 25 tahun. Dia meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Jenazah rencananya akan dipulangkan ke Cianjur untuk dikebumikan.
“Rumah duka Jalan Mayor Harun Kabir RR 03 RW 11 Gang Pulo 6, Kabupaten Cianjur,” tambah Trunoyudo.
Proses pemakaman Erwin akan diawali dengan upacara kedinasan Polri. Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi akan berperan sebagai Inspektur Upacara. Jenazah akan dikebumikam di Taman Makam Pahlawan Kabupaten Cianjur hari ini, Senin (26/8).
Sebelumnya diberitakan, unjuk rasa kelompok Organisasi Kepemudaan (OKP) Cipayung Plus di depan kantor Pemerintah Daerah Cianjur, Jawa Barat, Kamis (15/8) berakhir ricuh. Empat orang polisi yang mengamankan aksi terbakar akibat ulah demonstran.
Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, kejadian bermula saat masa OKP menggelar aksi di kantor DPRD Cianjur sekitar pukul 09.00. Dalam tuntutannya mereka menagih janji anggota dewan terkait pendidikan yang dianggap masih buruk.
Perwakilan massa sempat diterima oleh Sekretaris Dewan untuk ditampung aspirasinya. Namun, hal itu tak membuat mereka puas. Massa kemudian melakukan longmarch menuju Pemda Cianjur.
Tak hanya itu, massa juga memblokir Jalan Siliwangi di depan pintu masuk Pemda. Pukul 13.00 massa semakin brutal dengan membakar ban. Polisi yang hendak melerai aksi, malah terbakar tersambar api.
“Karena ada salah satu massa aksi yang menyiram bensin ke sekitar ban, sehingga api menyambar anggota Kepolisian yang mencoba memadamkan api tersebut,” ujar Trunoyudo dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/8).
Sejauh ini, Trunoyudo menyebut bahwa tiga orang demonstran sudah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan dari 32 mahasiswa dan pemuda yang diamankan, 24 di antaranya sudah dipulangkan. Sisanya masih dimintai keterangan secara intensif terkait kasus tersebut.
“Dari total delapan orang ini tiga di antaranya merupakan tersangka,” jelas Trunoyudo.
Ipda Erwin sendiri, menjadi salah anggota polisi yang mengalami luka bakar teraparah. Kepala RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Brigjen Pol Musyafak mengatakan, luka bakar korban mencapai 64 persen. “Luka bakarnya itu 64 persen dengan trauma inhalasi kemungkinan besar karena dia menghirup udara panas atau asap atau api,” ujar Musyafak.
Karena luka bakar yang parah, Erwin kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta agar mendapat penanganan khusus. Sebab, Rumah Sakit Polri hanya memiliki ruang isolasi umum. “Sehingga untuk pelayanan maksimal kami koordinasi dengan RSPP kami rujuk ke sana. Penanganan bareng-bareng dari RSPP dan dokter dari kami,” sambungnya.
Musyafak menambahkan, luka bakar yang diderita Erwin sempat mengakibatkan pembuluh darah kaviler terbuka. Akibatnya banyak cairan keluar. “Kami langsung penanganan cairan, alhamdulillah stabil baru kita rujuk,” lanjutnya. Namun, kondisi Erwin rupanya tidak membaik dan dinyatakan meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwir