Operasional Mulus, Kualanamu Kalahkan Soeta

Hukum | Jumat, 26 Juli 2013 - 09:44 WIB

DELI SERDANG (RP) - Pelaksanaan hari pertama soft operation Bandar Udara Internasional Kualanamu (bukan Kuala Namu) berjalan mulus, Kamis (25/7).

Ini sekaligus menghapus keraguan sebagian kalangan terkait kesiapan bandara pengganti Polonia, Medan ini. Bahkan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan menyatakan, Kualanamu di atas Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soeta). Dengan luas dan teknologinya, Kualanamu di atas rata-rata.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Kalah Soekarno-Hatta. Kualanamu menangkan penampilan di antara bandara di Indonesia,’’ ujarnya dalam acara soft operation Kualanamu di Kabupaten Deli Serdang, Sumut, Kamis (25/7).

Bahkan, ucapan tersebut juga diungkapkan Dahlan Iskan saat bertanya kepada para penumpang yang sedang melakukan check in di terminal keberangkatan. ‘’Bagaimana? Kalahlah Soeta. Ini benar-benar bagus,’’ ungkapnya.

Salah satu yang baik, menurutnya, adalah penerangan dan landasan Kualanamu yang nilai para pilot sangat baik untuk dilakukan pendaratan maupun saat akan take off.

‘’Mereka bilang, saat mendarat jadi lebih smooth. Dan tidak terasa guncangannya,’’ lanjutnya.

Dahlan juga menyatakan bahwa keraguan yang sempat disampaikannya beberapa waktu yang lalu tidak terbukti. Karena dirinya sudah melihat secara langsung bagaimana kelayakan Kualanamu dalam menggantikan Polonia.

‘’Beberapa saat yang lalu, saya sempat menyatakan bahwa Kualanamu setidaknya dioperasionalkan setelah Idul Fitri. Agar tidak ada kendala atau kebingungan pada masyarakat. Tetapi, karena pihak APII menjelaskan kepada saya apa masalah yang saat ini sedang dihadapi, saya paham, memang akan lebih baik bila Kualanamu dioperasionalkan,’’ tambahnya.

Direktur Utama PT AP II, Tri S Susnoko juga menyatakan kelegaannya karena Bandara Kualanamu telah beroperasi. Setidaknya, tugas AP II dalam memberikan pelayanan jasa penerbangan sudah lebih baik.

Apalagi, operasional Kualanamu juga sebagai pengganti Polonia yang memang sudah tidak layak lagi. ‘’Kualanamu mampu menampung penumpang hingga 8 juta per tahun.

Sedangkan Polonia dirancang untuk 900 ribu penumpang. Jadi, bisa dikatakan di Polonia tempat yang digunakan oleh penumpang tidak sesuai dengan standar pemerintah,’’ ujarnya.

Dirinya juga menyatakan kelegaan yang luar biasa setelah pelaksanaan soft operation ini. Apalagi, 4 penerbangan yang dilakukan pada Kamis (25/7) pagi berjalan dengan sukses dan lancar.

‘’Penerbangan pertama kali dilakukan oleh Garuda. Kemudian dilanjutkan dengan Lion, Air Asia, dan Garuda Indonesia lagi. Saya sangat bersyukur atas dukungan semua pihak karena keberhasilan ini,’’ lanjutnya.

Diakuinya, ada beberapa ruangan yang belum berisi, dan masih diperlukan berbagai perbaikan. Karena itu, dirinya berjanji, sebelum September, semua ini masalah di Kualanamu akan selesai, untuk menambah kenyamanan para penumpang.

‘’Beri kami waktu untuk menyelesaikan semua masalah ini. Saya berjanji, paling lambat saat pelaksanaan launching semua masalah akan selesai. Kami berharap doanya,’’ ungkapnya.

Terkait dengan fasilitas saat musim peak season menyambut Idul Fitri, dengan tenang Tri menyatakan, bahwa Kualanamu lebih siap menyambut musim ini. Karena lebih luas dari Polonia.

‘’Dari data yang kita miliki, penumpang meningkat saat peak season sebanyak 9 persen. Dan Polonia akan semakin ramai dan kenyamanan berkurang untuk penambahan tersebut. Berbeda dengan Kualanamu yang lebih baik,’’ lanjutnya.

Pilot Garuda Puas

Pesawat GA181 mengawali penerbangan perdana dari Bandara Kualanamu yang lepas landas pada pukul 05.00 WIB menuju Jakarta. ‘’Penerbangan perdana berjalan lancar, pilot bahkan memuji landasan yang mulus,’’ ujar VP Corporate Communication Garuda Indonesia, Pujobroto, Kamis (25/7).

Untuk melancarkan operasi di hari pertama, Garuda mengimbau penumpang agar menyediakan waktu lebih banyak dari biasanya, saat bandara masih di Polonia.

‘’Jaraknya 39 kilometer, bisa menggunakan kendaraan pribadi, bus Damri, taksi, atau kereta api melalui Stasiun Besar Medan,’’ terangnya.

Waktu tempuh kendaraan pribadi, taksi, maupun bus adalah sekitar 75-90 menit. sedangkan perjalananan dengan kereta api memerlukan waktu sekitar 35-40 menit.

‘’Demi kenyamanan dan untuk menghindari keterlambatan sebaiknya berangkat lebih awal dan tiba di bandara dua jam sebelum keberangkatan,’’ sebutnya.

Sehubungan dengan kondisi tersebut, untuk kemudahan dan kenyamanan pengguna jasa yang melakukan penerbangan di pagi hari, Garuda menyediakan fasilitas transportasi gratis berupa satu buah shuttle bus selama 30 hari ke depan. ‘’Yaitu pada periode 25 Juli 2013 hingga 25 Agustus 2013 kita sediakan shuttle bus,’’ ungkapnya.

Bus tersebut disediakan khusus bagi para penumpang Garuda Indonesia yang akan melakukan perjalanan dengan pesawat GA 181 yang lepas landas dari Kualanamu International Airport pada pukul 05.15 WIB.

‘’Bus akan berangkat dari kantor Garuda Indonesia di Jalan Wolter Monginsidi, Medan menuju Kualanamu di Deli Serdang,’’ lanjutnya.

Selain itu, Garuda Indonesia juga akan memberlakukan kebijakan pembebasan biaya cancellation fee dan rebooking fee bagi penumpang yang melakukan perubahan atau penjadwalan ulang penerbangan akibat terlambat tiba di bandara.

‘’Kebijakan itu diberlakukan selama 30 hari, pada periode 25 Juli 2013 hingga 25 Agustus 2013,’’ tuturnya.

Garuda Indonesia juga memfasilitasi penumpang yang tertinggal pesawat untuk diterbangkan dengan penerbangan selanjutnya yang tersedia.

‘’Medan merupakan hub keempat Garuda Indonesia setelah Jakarta, Denpasar, dan Makassar. Ini terutama untuk mendukung national connectivity di wilayah regional Indonesia Barat,’’jelasnya.(ram/rpg/wir/kim/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook