Segera, Sertifikasi Guru Kemenag

Hukum | Minggu, 26 Februari 2012 - 08:00 WIB

JAKARTA (RP) - Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kemenag Nur Syam mengakui, program sertifikasi guru Kemenag harus segera dijalankan. Untuk itu, Senin besok (27/2) pihaknya akan rapat internal untuk mematangkan agenda sertifikasi guru. Selanjutnya, hasil rapat internal ini akan dibahas lagi bersama jajaran Kemendikbud. ‘’Jangan sampai setelah dapat tunjangan sertifikat, tidak diimbangi peningkatan kemampuan mengajar,’’ katanya, Sabtu (25/2).

Dikatakannya, memang betul kementeriannya belum memulai proses sertifikasi guru. Dia mengaku belum dapat informasi ada guru Kemenag yang iri melihat kejelasan program sertifikasi guru-guru Kemendiknas. Namun, tak menutup kemungkinan praktik Uji Kompetensi Awal (UKA) digunakan sebagai pembuka diterapkan dalam rentetan program sertifikasi guru di lingkungan Kemenag. Sebab, Kemenag juga mendukung adanya pemetaan kompetensi guru-guru calon peserta sertifikasi guru.  

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

UKA berjalan serentak di 33 provinsi, Sabtu (25/2). Dalam pelaksanaannya, ujian ini tak ‘’sehoror’’ yang ramai diberitakan jelang pelaksanaannya. Di sejumlah lokasi yang dikunjungi Menteri Pendidikan Nasional (Mendikbud) Mohammad Nuh, peserta UKA terlihat santai meski ada sebagian yang merasa cemas.

Dalam UKA kemarin, Nuh mengunjungi tiga lokasi ujian di kawasan Kota Tangerang, Banten. Dia memantau mulai sebelum ujian hingga pemusnahan naskah soal ujian. Di tengah riuhnya pelaksanaan UKA, terdapat persoalan baru. Sejumlah guru-guru di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag) merasa iri. Para guru ini beranggapan, pelaksanaan UKA merupakan salah satu wujud dari kepastian proses sertifikasi guru. Mereka mengaku cemburu karena hingga sekarang di lingkungan Kemenag sama sekali belum berhembus kabar program sertifikasi guru musim 2012.

‘’Tadi saya dapat informasi keluhan guru Kemenag dari radio,’’ ujar staf khusus Mendikbud bidang Komunikasi Media Sukemi yang ikut dalam rombongan. Dengan kondisi ini, Sukemi mengatakan meski awalnya banyak guru yang cemas terhadap pelaksanaan UKA, tapi akhirnya dipandang berbeda. Para guru menilai, pelaksanaan UKA merupakan kepastian program sertifikasi guru.

Terkait persoalan ini, Nuh mengatakan pihaknya akan mendorong Kemenag untuk sama-sama menerapkan UKA. Sehingga, dua kementerian ini memiliki standar kompetensi guru yang sama. Terkait pelaksanaan yang berbeda, Nuh tak mempersoalankannya. Yang penting, harus ada kepastian upaya untuk tahu kompetensi awal para guru calon peserta sertifikasi.

‘’Sehingga tak ada lagi guru yang beranggapan, lho kok saya belum diurus. Kok tidak ada UKA. Kok tidak ada sertifikasi,’’ urainya. Dia janji akan segera berkoordinasi dengan Kemenag untuk pelaksanaan UKA. Guru-guru yang di bawah nauangan Kemenag di antaranya, guru mata pelajaran umum di MI, MTs dan MA. Atau juga guru-guru agama PNS di SD, SMP, SMA dan SMK.

Nuh menargetkan, jika Kemenag juga bisa segera memulai program sertifikasi, pada September nanti urusan ini tuntas. Jika bisa tuntas pada bulan itu, pemerintah gampang mengalokasikan anggaran tunjangan profesi guru tahun depan. Untuk diketahui, guru yang lulus sertifikasi tahun ini, baru dapat tunjangan profesi tahun depan. Sesuai aturan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pencairannya dirapel tiga bulan sekali.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Sulistyo membenarkan jika selama ini guru-guru Kemenag iri melihat program sertifikasi di Kemendikbud. Penerapan program sertifikasi guru di Kemenag perlu diperbaiki terus. ‘’Persoalan yang utama adalah kuota yang tiap tahun tidak bisa penuh. Baik di Kemendikbud atau Kemenag,’’ katanya.

Soal Panjang, Waktu Mepet

Para guru peserta UKA kemarin memberi beberapa masukan untuk pelaksanaan UKA selanjutnya. Menurut Yulianawati, guru SD Muhammadiyah 5 Kebayoran Baru, Jakarta yang ikut UKA di SMPN 19 Jakarta, terlalu banyak soal yang panjang betul uraian pertanyaannya.

‘’Terutama yang bahasa Indonesia. Soalnya dan jawabannya sama panjangnya,’’ ujar guru berumur 30 tahun itu.

Sekretaris BPSDM-PMP (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pengembangan Mutu Pendidikan) Abi Sujak menjelaskan, seluruh butir soal sejatinya sudah melewati pengujian tertentu. ‘’Jadi sudah pas antara tingkat kesulitan, panjang soal dan waktu pengerjaan,’’ katanya. (wan/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook