BANYUMAS (RIAUPOS.CO) - Gempa Kebumen yang terjadi Sabtu (25/1) pukul 12.14, menyebabkan sebagian bangunan Masjid Jami' At-Taqwa masuk RT 05 RW 01 Desa Kranggan, Kecamatan Pekuncen ambruk. Tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut, namun ditaksir kerugian mencapai Rp 300 juta.
Kepala Desa Kranggan, Pujiantoro menjelaskan kuatnya goncangan gempa Sabtu siang menyebabkan bangunan bagian belakang Masjid Jami' At-Taqwa ambruk. Beruntung saat kejadian tidak ada orang di dalamnya.
"Saat kejadian akan masuk waktu zuhur, tetapi muadzin belum datang ke Masjid. Sehingga, tidak ada orang yang berada di dalam masjid. Ada beberapa orang yang sebelum kejadian duduk di Masjid, tetapi masuk ke sekolahan TK yang berada di sebelah," jelas Pujiantoro.
Akibat ambruknya Masjid yang setiap hari digunakan untuk sara beribadah dan kegiatan keagamaan warga Kranggan, salah satu rumah Imam Masjid juga terkena bagian masjid yang ambruk. Yaitu rumah milik Kyai Daiman (50) yang tepat berada di sebelah selatan masjid.
Pujiantoro menduga, selain kuatnya gocangan gempa yang dirasakan warga, salah satu pemicu ambruknya masjid berukuran 22x15 meter adalah kontruksi bangunan. Dengan ukuran kubah masjid yang berdiameter sekitar 10 meter, tiang penyangga di dalam masjid hanya empat buah dan ukurannya kecil.
Untuk bagian bangunan masjid dengan dua lantai yang ambruk berukuran 11x15 meter. Tinggi bangunan 10 meter yang direnovasi bertahap sejak tahun 2000 dan baru selesai tahun 2013 lalu.
"Hanya ada empat pilar didalam masjid dan kecil. Mungkin karena kontruksi yang kurang kuat. Sebagian ambruk, bagian depan masjid tembok retak-retak,"katanya.
Kerugi an ambruknya masjid terbesar di Kranggan diperkirakan mencapai Rp 300 juta. "Sekitar Rp 300 juta kerugiannya. Karena jika akan diperbaiki, semua bangunan masjid dipugar ulang. Kondisinya sudah tidak memungkinkan jika direnovasi bagian yang ambruk saja,"tambahnya.
Sementara itu, petugas kepolisian langsung mengamankan lokasi kejadian dengan memasang garis polisi. Dikhawatirkan, jika ada gempa susulan kubah masjid berukuran besar yang kondisinya sudah miring, akan ambrol.
"Kami mengimbau warga jika akan melihat jangan sampai melewati garis polisi. Kondisinya masih membahayakan mengingat kubah masjid dalam keadaan miring,"jelas Kapolsek Pekuncen, Sus Irianto.
Di sebelah selatan masjid terlihat, Kyai Daiman sedang membongkar atap teras rumah ukuran 2x3 meter yang terkena bangunan masjid yang ambruk. Sementara dibagian utara masjid, masyarakat baik sekitar masjid dan luar desa terlihat berkerumun untuk melihat kondisi bangunan masjid.
Goncangan gempa yang dirasakan warga ternyata membuat Upiqo Khasanah (25) salah satu warga Kranggan mengalami kejadian yang tidak pernah dilupakan sepanjang hidupnya.
Di depan mata kepala sendiri, ia bersama tiga temannya melihat secara langsung ambruknya sebagian Masjid.
"Sebelumnya saya bersama Palupi, Sri dan Mulyani duduk-duduk di teras masjid yang ambruk. Karena akan masuk waktu Duhur, ia bersama temannya pindah masuk ke sekolahan TK yang berada disebelah,"katanya.
Selang berapa menit kemudian, lanjut Upiqo, ada goncangan didalam ruang kelas, seketika keempatnya keluar sekolah dan berdiri di jalan. Hanya hitungan detik setelah goncangan, ia melihat bangunan masjid seperti terkena angin diikuti suara keras, lalu masjid ambruk.
"Semua teman termasuk saya melihat dengan jelas, bagaimana masjid yang sebelumnya kami duduk di situ, ambruk secara tiba-tiba. Saya tidak bisa membayangkan jika saat itu kami masih berada di masjid. Masjid langsung ambruk dan kami hanya bisa berteriak minta tolong, lalu warga lainnya datang," jelasnya. (gus/jpnn)