Dana Abadi Pendidikan Tembus Rp16 Triliun

Hukum | Rabu, 25 Desember 2013 - 09:50 WIB

JAKARTA (RP) - Dana abadi pendidikan yang dikumpulkan mulai 2010 lalu, terus menggelembung. Saat ini dana yang dikelola Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) itu mencapai Rp16 triliun. Dana tadi siap dipakai untuk beasiswa, mendanai penelitian strategis, dan rehab darurat sarana pendidikan.

Direktur Utama (Dirut) LPDP Eko Prasetyo mengatakan, dana LPDP mulai dikumpulkan sejak APBN Perubahan 2010 lalu. ‘’Dana pokok yang terkumpul mencapai Rp15,6 triliun,’’ katanya. Sedangkan untuk pengembangan khusus periode 2013 saja, sudah menghasilkan Rp960 miliar lebih.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Eko mengatakan hasil pengelolaan tersebut, didapat dari dua cara. Yakni dengan obligasi negara dan deposito. Menurutnya dua sistem penempatan dana itu memiliki risiko kecil. ‘’Kita tidak boleh di saham, karena bisa menyedot uang pokok,’’ ujarnya.

Pada 2013 ini Eko mengatakan ditarget menyalurkan dana hasil pengelolaan sebesar Rp300 miliar khusus untuk beasiswa studi S2 dan S3 saja. Dia mengatakan secara nominal belum bisa mengejar target penyaluran itu. Tetapi dari segi penerima, ia mengatakan sudah melampaui target. Eko mengatakan target penyaluran beasiswa untuk 1.455 orang. Tetapi sampai kemarin, beasiswa LPDP sudah dinikmati 1.607 orang.

Sedangkan tahun depan, Eko menargetkan hasil pengelolaan dana abadi pendidikan mencapai Rp1,2 triliun. Dari hasil itu, sebanyak Rp530 miliar akan disalurkan untuk program beasiswa, penelitian, dan rehab darurat.

Rinciannya adalah Rp500 miliar untuk beasiswa S2/S3 di dalam maupun di luar negeri. Kemudian Rp20 miliar untuk mendanai penelitian dan Rp10 miliar untuk dana rehab darurat. Eko menjelaskan 10 persen dari hasil pengelolaan dimasukkan lagi ke dana pokok.

Khusus untuk pengusul beasiswa pendidikan, Eko mengatakan banyak yang gugur di seleksi administrasi. Misalnya banyak dokumen TOEFL pengusul beasiswa yang sudah kadaluarsa. ‘’Atau juga lembaga penerbit sertifikat TOEFL yang sudah mati izinnya,’’ jelas dia. Dia berharap pelamar untuk mempersiapkan dokumen dengan baik.

Pelamar beasiswa juga sering tergelincir saat penulisan esai dengan tema membangun negeri. Pada sesi wawancara, juga banyak pelamar yang gugur. ‘’Intinya kami tidak semata mencari mahasiswa dengan IPK 4 saja. Tetapi yang berjiwa membangun Indonesia,’’ pungkasnya.

Sekjen Kemendikbud Ainun Na’im menuturkan, dana LPDP untuk pembiayaan rehab darurat sangat memudahkan pemda. Jika menggunakan dana reguler di APBN atau APBD, pencairannya rumit dan butuh waktu lama. ‘’Sedangkan sekolah yang rusak, harus segera beroperasi lagi,’’ katanya. (wan/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook