BBM Premium Idealnya Rp8 Ribu

Hukum | Minggu, 25 November 2012 - 08:34 WIB

JAKARTA (RP) - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menilai, harga BBM subsidi saat ini masih sangat rendah. Padahal jika harga premium Rp7.000-8.000 per liter pun masih akan dibeli. ”Sebetulnya harga Rp 7.000-8.000 sudah logis. Wong beli eceran di luar kota juga segitu. Di jakarta saja, harga SPBU Rp4500, di eceran pinggir kota Rp8.000 tetap dibeli,” tukasnya, Sabtu (24/11).

 Rendahnya harga BBM bersubsidi saat ini, menurutnya, menyebabkan perbedaan yang tinggi dengan BBM non-subsidi. Akhirnya hal itu mendorong beberapa oknum untuk melakukan penyelewengan penjualan BBM subsidi. ”Harga BBM kita masih jauh dari harga keekonomisan, sehingga eksesnya banyak sekali, seperti penimbunan, penyeludupan,” jelasnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Jero mengaku belum mengetahui rencana penetapan tanggal 2 Desember sebagai Hari Tanpa BBM Subsidi oleh BPH Migas. ”Saya belum dilapori BPH Migas. Tapi mereka memang punya kewenangan untuk mengatur (penjualan BBM) itu,” belanya.

Meski begitu, menurut Jero, memang pihak BPH Migas lah yang tahu daerah mana yang kelebihan kuota BBM subsidi, dan mana yang stoknya kritis. ”Desember sudah mau habis, mungkin untuk daerah yang masih ada sisa dilonggarin. Sementara yang mau habis diketatin. Saya belum tahu daerah mana saja yang diketatin,” lanjutnya.

Dia menilai program Hari Tanpa BBM Subsidi yang rencananya diterapkan 2 Desember nanti akan cukup efektif untuk mengerem laju konsumsi BBM bersubsidi di masyarakat. ”Meski itu sifatnya hanya sementara. Tapi bagaimanapun juga kalau yang dijual hanya BBM non-subsidi, mau tidak mau orang akan beli,” sambungnya.(jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook