Wilmar Bantah Membakar Hutan Riau

Hukum | Selasa, 25 Juni 2013 - 14:29 WIB

JAKARTA (RP) - Salah Satu Direksi Wilmar Indonesia MP Tumanggor membantah tudingan perusahaannya ikut membakar hutan untuk pembukaan lahan sawit di Sumatera yang asapnya menyebar sampai wilayah Singapura dan Johor Bahru, Malaysia.

"Tidak ada satu pun perusahaan kami yang terlibat dalam pembakaran hutan di Sumatera." tegas Tumanggor dalam keterangan persnya, Selasa (25/6).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 

Dijelaskannya, Wilmar memiliki kebun inti sekitar 5.000 Ribu Hektare (ha) di Riau. Terdiri dari PT Citra Riau Sarana 2.682 ha, PT Sinar Siak Dian Permai 1.113 Ha dan PT Murini Samsam 1.433 ha. "Ketiga Perusahaan ini merupakan kebun yg sudah menghasilkan dan tidak sedang dalam tahap land clearing. Jadi, tidak mungkin ada pembukaan lahan baru" ujarnya.

 

Sebagai anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), lanjut Tumanggor, Wilmar dalam pengelolaan kebun selalu patuh pada aturan-aturan RSPO. "Kami berkomitmen menjalankan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan sesuai ketentuan RSPO. Jadi sangat tidak mungkin kami memakai cara yang tidak bersahabat dengan alam," tandas Tumanggor.

“Kalaupun membuka lahan untuk sawit, kami tidak diperbolehkan dengan cara membakar,” sambungnya.

 

Sanksi anggota RSPO ini, lanjut Tumanggor, sangat merugikan bila kita melanggarnya. Bisa-bisa produk Wilmar tidak diterima pasar. "Jika kami melakukan pelanggaran dari komitmen untuk menjaga dan menjalankan kebun sawit secara berkelanjutan,” tambahnya.

 

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup (Kemen LH) membeberkan delapan perusahaan yang diduga kuat membakar lahan dan menyebabkan kebakaran besar di Provinsi Riau. Kedelapan perusahaan itu adalah PT Langgam Inti Hiberida, PT Bumi Rakksa Sejati, PT Tunggal Mitra Plantation, PT Udaya Loh Dinawi, PT Adei Plantation, PT Jatim Jaya Perkasa, PT Multi Gambut Industri, dan PT Mustika Agro Lestari.

 

Bagi Wilmar, tuduhan-tuduhan merusak hutan bukanlah yang pertama kali mereka alami. Sebelumnya Wilmar juga pernah dituduh merusak habitat Orangutan. Padahal Wilmar justru menyiapkan lahan konservasi untuk primata yang dilindungi ini. (esy/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook