Terkait Asap, Presiden SBY Minta Maaf

Hukum | Selasa, 25 Juni 2013 - 10:22 WIB

Terkait Asap, Presiden SBY Minta Maaf
Kabut asap tidak hanya mengganggu penerbangan di Bandara SSK II Pekanbaru, tapi juga Bandara di Malaysia dan Singapura. Seorang anak melihat pesawat di apron Bandara Internasional Kuala Lumpur, Sepang, yang diselimuti kabut asap, Senin (24/6/2013). Foto: Bazuki Muhammad/reuters

JAKARTA (RP) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi perhatian serius kasus pembakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau yang mengakibatkan asapnya menyebar sampai ke Malaysia dan Singapura.

Senin (24/6), SBY menggelar rapat kabinet terbatas khusus untuk membahas masalah tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Atas apa yang terjadi ini, saya selaku Presiden RI meminta maaf dan meminta pengertian saudara-saudara kami di Singapaura dan di Malaysia. Tentu tidak ada niat Indonesia atas apa yang terjadi ini. Kami bertanggung jawab untuk terus mengatasi apa yang sedang kami laksanakan sekarang ini,’’ ungkap SBY dalam konferensi pers di Kantor Presiden.

SBY menyesalkan pernyataan bawahannya yang menyebutkan tidak perlu ada permintaan maaf kepada kedua negara tetangga tersebut.

Ia juga mengkritisi sejumlah pihak yang menyebutkan nama-nama perusahaan yang diduga terkait dalam upaya pembakaran lahan tersebut.

‘’Dari apa yang saya pantau, setiap hari ada pernyataan dari sejumlah pejabat yang menurut saya tidak semestinya disampaikan. Sekali lagi, kepada pemerintah Indonesia, saya instruksikan untuk tidak perlu memberikan statement yang tidak semestinya,’’ paparnya.

Pernyataan SBY bisa jadi diarahkan kepada Menteri Luar Negeri (Menlu) Marty Natalegawa. Beberapa waktu lalu Marty menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak perlu meminta maaf kepada Malaysia dan Singapura.

Sebab, negara-negara tersebut telah memahami bahwa dari tahun ke tahun kondisi kabut asap membaik. ‘’Tidak, tidak ada permintaan maaf,’’ kata Marty.

SBY mengakui upaya penanganan agak terlambat. Antisipasi seharusnya dilakukan sejak awal, sehingga kondisi asap tidak sampai menjangkau negara-negara lain.

‘’Saya meminta tidak perlu sekarang saling menyalahkan. Kerahkan segala kemampuan yang kita miliki untuk bisa segera mengatasai masalah asap dan kebakaran ini,’’ katanya.

Menlu Marty enggan menanggapi pernyataan SBY. ‘’Saya kira Bapak Presiden pernyataannya sudah sangat jelas. Sangat mendalam dan jelas,’’ tegasnya.(ken/byu/ca/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook