Sarjana Pertanian Makin Minim

Hukum | Minggu, 25 Maret 2012 - 08:27 WIB

Sarjana Pertanian Makin Minim
Fakultas Pertanian Universitas Riau Kampus Bina Krida Panam, Pekanbaru. (Foto: unri.ac.id)

JAKARTA (RP) - Indonesia adalah negara agraris. Tapi sumber daya manusia (SDM) di bidang keilmuan pertanian terlihat makin kurang dari tahun ke tahun. Wakil Ketua Umum Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia (PISPI), Salman Dianda Anwar menyebut, penyebab minimnya peminat mahasiswa berkuliah di pertanian karena kurangnya kesempatan kerja buat mereka.

‘’Sarjana-sarjana pertanian malah lebih banyak yang bekerja di sektor lain, seperti lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) malah bekerja di perbankan,’’ kata Salman, Sabtu (24/3).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional, yang dirilis PISPI menunjukkan, lulusan pertanian termasuk didalamnya peternakan dan perikanan Indonesia sebanyak hanya 3,32 persen dari seluruh lulusan di Indonesia. ‘’Bahkan karena minim peminat, sejumlah universitas kini menutup jurusan pertanian di universitas mereka,’’ ujarnya.

Fenomena ini, kata Salman, tak hanya terjadi di Indonesia. Di luar negeri, peminat mahasiswa mempelajari ilmu pertanian makin rendah. Brasil 1,78 persen dari total sarjana, AS 1,06 persen, Jepang 2,28 persen, Malaysia 0,58 persen dan Korea Selatan 1,2 persen dari total sarjana. ‘’Minimnya lulusan pertanian seakan-akan menjadi tren dunia,’’ ungkapnya.

Sementara, tahun 2010 jumlah mahasiswa pertanian Indonesia sebanyak 173.158 orang, dengan asumsi masa kuliah lima tahun dan tiap tahun terdapat sekitar 34.000 sarjana. Menurut Ditjen Dikti, bahwa pada tahun 2025 diperkirakan jumlah mahasiswa pertanian akan mencapai lima persen atau sekitar 5.536.000 orang.(abu/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook