Mobil Listrik Jadi Mobil Dinas Menteri

Hukum | Selasa, 24 Juli 2012 - 09:55 WIB

Mobil Listrik Jadi Mobil Dinas Menteri
Ikuti Jejak Dahlan Iskan, Menko Perekonomian Hatta Rajasa ikut menjajal mobil listrik di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Senin (23/7/2012). (Foto: RAKA DENNY/JPNN)

JAKARTA (RP) - Impian Indonesia untuk memiliki mobil nasional (Mobnas) listrik tak lama lagi bakal menjadi kenyataan.

Ini setelah berbagai kementerian teknis siap bahu-membahu menyukseskan proyek Mobnas listrik.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan, tidak hanya mendukung, namun Mobnas listrik juga akan menjadi kendaraan dinas para pejabat, termasuk anggota kabinet.

‘’Begitu dinyatakan laik dan layak (jalan), semua menteri akan menggunakan

(Mobnas listrik, red),’’ ujarnya usai rapat koordinasi membahas Mobnas listrik di kantornya, Senin (23/7).

Sebagaimana diketahui, selain mobil listrik Ahmadi yang berjenis city car, saat ini salah seorang kreatif mobil listrik di Jogjakarta yang oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan dijuluki Putra Petir, juga sedang ada pengembangan mobil listrik sekelas Ferrari. Selain itu, masih ada pengembangan beberapa jenis mobil listrik lainnya.

Menurut Hatta, pemerintah memang tidak main-main dalam pengembagan Mobnas listrik. Karena itu, semua kementerian terkait sudah diinstruksikan untuk bersama-sama memberikan iklim kondusif bagi mobil ramah lingkungan tersebut.

‘’Wujud konkritnya, pemerintah akan segera membentuk pusat pengembangan teknologi dan industri otomotif nasional,’’ katanya.

Hatta menyebut, masing-masing kementerian memiliki tanggung jawab sendiri. Misalnya, Kementerian Keuangan menyusun paket insentif pajak seperti pembebasan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), pengurangan bea masuk barang modal atau komponen Mobnas listrik yang saat ini masih harus diimpor karena belum bisa diproduksi di Indonesia.

‘’Tentu, kita juga akan mengembangkan industri komponen di dalam negeri, misalnya untuk baterai,’ sebutnya.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian akan menyiapkan regulasi untuk proses produksi Mobnas listrik, Kementerian ESDM menyiapkan infrastruktur seperti stasiun pengisian listrik (charge), adapun Kementerian Pendidikan Nasional serta Kementerian Riset dan Teknologi akan membantu proses riset dan sinergi dengan berbagai perguruan tinggi (PT).

'‘Sedangkan BUMN, nanti bisa menjadi investor, swasta juga bisa,’ ujarnya.

Hatta menyebut, pemerintah telah menggandeng enam perguruan tinggi dan dua lembaga yakni Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Adapun enam PT yang digandeng adalah Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) dan Politeknik Manufaktur Bandung. ‘’Laporan dari Mendikbud, kemajuannya sangat pesat,’’ katanya.

Menurut Hatta, pemerintah menargetkan, paling lambat pada 2014, Mobnas listrik yang saat ini masih dalam bentuk prototipe atau purwarupa, sudah bisa diproduksi secara massal.

‘’Targetnya sampai 10 ribu unit per tahun,’’ ujarnya. Kemarin, Hatta yang ditemani Menteri BUMN Dahlan Iskan, juga sempat mencoba mengendarai mobil listrik Ahmadi.

Dahlan menambahkan, sesuai instruksi Presiden SBY, segala hal yang terkait dengan regulasi untuk proses produksi maupun insentif perpajakan, harus sudah tuntas dalam waktu tiga bulan. ‘’Itu untuk mobil listrik dan mobil hibrida,’’ katanya.

Salah satu regulasi yang ditunggu-tunggu adalah insentif perpajakan. Sebab, hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap harga jual mobil listrik. Tanpa insentif, maka harga mobil listrik Ahmadi diperkirakan mencapai Rp300 juta.

Tentu itu jauh di atas harga mobil sekelas city car berbahan bakar BBM yang hanya dijual di kisaran Rp120 juta - Rp150 juta per unit.

Karena itu, menurut Dahlan, agar bisa diterima oleh pasar atau masyarakat, maka Mobnas listrik harus dijual dengan harga yang tidak terlalu jauh beda dengan mobil berbahan bakar BBM. Untuk mobil listrik Ahmadi, dia menargetkan bisa dijual di bawah Rp200 juta.

‘’Harga ini akan bergantung pada seberapa banyak insentif yang diberikan,’’ ujarnya.(owi/jpnn/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook