JAKARTA (RP) - Peneliti Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch (MPP-ICW), Siti Juliantari Rachman bersama Koalisi Pendidikan resmi merilis adanya bocoran naskah Ujian Nasional (UN) di SMK Widuri Jakarta, Jumat (24/5).
Pada kesempatan itu juga disampaikan kronologis pemberian bocoran kunci jawaban UN dari pejabat sekolah kepada puluhan siswa dalam sebuah ruang kelas pada pukul 06.00 WIB sebelum UN dimulai pukul 07.30 WIB.
Berikut testimoni siswa tersebut yang dirahasiakan identitasnya:
- Pada hari pertama UN, 15 April 2013, malam harinya beredar sms dikalangan siswa yang meminta mereka untuk datang ke sekolah pukul 06.00 WIB dan berkumpul disalah satu ruangan lantai satu sekolah mereka. SMS ini ditengarai berasal dari salah satu pejabat sekolah.
- Hari kedua UN, 16 April 2013, pukul 06.00 WIB. Siswa dikumpulkan pada dua ruangan yang berbeda, sesuai dengan jurusan mereka. Di dalam ruangan tersebut, sudah menunggu seorang pejabat sekolah. Pejabat sekolah tersebut kemudian menjelaskan bahwa dirinya akan membantu siswa-siswa.
Saat itupula pejabat sekolah tersebut menyampaikan bahwa mengambil kunci jawaban itu pukul 02.00 WIB pada tanggal 16 Mei 2013. Setelah itu membagikan kunci jawaban dan menjelaskan cara membaca kunci jawaban tersebut.
Kemudian pejabat sekolah itu juga mengatakan begini; “karena saya sudah membantu kalian, saya juga minta bantuan ke kalian, untuk merenovasi masjid di dekat rumah pejabat sekolah. Saya minta sekadarnya, hanya Rp. 30.000 di tunggu sampai hari terakhir UN”
- Hari ketiga UN, 17 April 2013, pukul 06.00 WIB. Siswa berkumpul lagi di dua ruangan. Seorang pejabat sekolah kemudian memberikan lagi kunci jawaban untuk ujian nanti pukul 08.00 WIB.
- Hari keempat UN, 18 April 2013, pukul 06.00 WIB. Siswa dikumpulkan lagi di kedua ruangan yang sama sejak hari kedua UN. Hari ini yang berada di dalam ruangan 2 orang pejabat sekolah. Namun, pihak sekolah tidak memberikan secara langsung kunci jawaban UN. Siswa diminta menunggu hingga sekitar pukul 08.30 WIB karena harus dikerjakan oleh guru terlebih dahulu. Pihak sekolah meminta siswa untuk mengambil kunci jawaban dari 2 jenis soal, yaitu A dan B, di kantor guru.
Ketika jam menunjukkan pukul 09.00 WIB. Salah seorang siswa turun ke bawah menuju suatu ruangan, dan seorang pejabat sekolah memberikan kunci jawaban yang ditulis dengan tangan dengan salah satu kode soal. Kunci jawaban itu memang tidak berisi seluruh jawaban ujian, namun hanya beberapa nomor saja, sekitar 25 jawaban.
- Pada hari terakhir, pejabat sekolah mengatakan bahwa tidak ada pengawas independen, jadi kalian boleh berdiskusi. Selama ujian berlangsung, siswa diminta mengisi jawaban pada dua lembar jawaban, lembar jawaban komputer dan lembar jawaban biasa yang disilang-silang. Hal ini dilakukan untuk memprediksi nilai siswa dan untuk bukti jawaban siswa bila lembar jawaban computer rusak atau terhapus.
Selama ujian berlangsung, keadaan kelas juga sering tidak kondusif. Banyak siswa yang keluar masuk ke kamar mandi. Bahkan pengawas seolah-olah tidak memperhatikan apa yang dilakukan oleh siswa.(fat/jpnn)