JAKARTA (RP) - Pemerintah mempunyai pekerjaan besar dalam rangka menunjang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Tahun ini setidaknya akan dimulai pembangunan 84 proyek infrastruktur dengan nilai mencapai Rp536,3 triliun.
Asisten Deputi Urusan Perumahan Kementerian Koordinator Perekonomian, Wahyu Utomo mengungkapkan bahwa sejak peluncuran MP3EI pada tanggal 27 Mei hingga akhir Desember 2011 lalu, KP3EI (Komite Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) telah melaksanakan groundbreaking 94 proyek utama.
‘’Nilai proyek-proyek itu hingga selesai nanti mencapai Rp490,5 triliun,’’ ungkapnya di Jakarta kemarin.
Jika dirinci investasi yang akan dikeluarkan untuk proyek-proyek tersebut antara lain berasal dari, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Rp131 triliun sebanyak 24 proyek, swasta Rp 168,6 triliun sebanyak 38 proyek dan investasi campuran Rp 128,3 triliun sebanyak delapan proyek.
‘’Dana pemerintah sendiri yang dipersiapkan Rp71,6 triliun untuk 24 proyek,’’ tambahnya.
Sementara itu pada tahun 2012 ini, proyek MP3EI juga masih dilaksanakan dengan perkiraan akan dimulai pembangunan sebanyak 84 proyek dengan nilai total nilai mencapai Rp536,3 triliun.
‘’Dengan rincian pemerintah Rp66,2 triliun (15 proyek), BUMN Rp90,3 triliun (20 proyek), swasta Rp301,6 triliun (38 proyek), dan campuran Rp78,2 triliun (11 proyek),’’ terangnya.
Kepala Pusat Kajian Strategis Setjen Kementerian Pekerjaan Umum Hediyanto W Husaini menambahkan, kebutuhan investasi pemerintah dalam proyek MP3EI yang dikucurkan melalui Kementerian PU sepanjang tahun 2011-2014 nantinya akan mencapai Rp50,356 triliun.
‘’Apabila dibagi per tahunnya, maka dari DIPA 2012 sebesar Rp62,56 triliun maka Rp12-15 triliunnya akan diprioritaskan untuk proyek MP3EI,’’ tambahnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa investasi yang berasal dari APBN tersebut merupakan upaya Kementerian PU untuk merangsang partisipasi swasta, BUMN, dan BUMD untuk ikut berinvestasi dalam proyek-proyek MP3EI.
‘’Karena APBN tugasnya banyak, yaitu ada untuk pro poor, untuk kawasan-kawasan di luar koridor yang jumlahnya lebih besar dari MP3EI. Maka kita optimalkan APBN supaya menarik swasta sebesar-besarnya termasuk ke luar negeri,’’ tukasnya.
Oleh karena itu, Hediyanto berharap dengan melihat kondisi ekonomi di luar negeri yang saat ini tidak kondusif, dan Indonesia punya potensi untuk lahan investasi yang lebih baik maka para investor asing akan menanamkan investasi di? Indonesia.
Apalagi saat ini investment grade Indonesia sudah meningkat.
‘’Dengan begitu kita berharap Indonesia bisa menjadi surga investasi ditengah krisis global yang masih belum menentu kapan selesainya,’’ kata dia.
Dia menambahkan dengan kembalinya Indonesia mendapatkan investment grade dari Fitch Rating dan Moody’s, tentunya negara ini menjadi tujuan investasi yang patut dilihat oleh investor asing.
‘’Kita tahu di Eropa Timur dan Eropa seperti apa kondisinya. Nah, orang yang punya uang ini akan mencari kemana investasinya, dengan adanya Indonesia termasuk dalam negara investment grade, maka akan masuk radar mereka,’’ cetusnya.(wir/kim/izl)