RI Butuh 5.000 Teknisi Pesawat

Hukum | Jumat, 23 November 2012 - 06:51 WIB

JAKARTA (RP) - Kapasitas dan kapabilitas perusahaan bengkel pesawat (Maintenance Repair and Overhaul/MRO) Indonesia masih sangat terbatas."Pasalnya, hanya sekitar 30-40 persen pasar perawatan pesawat nasional yang mampu dilayani oleh MRO Nasional, sisanya dinikmati oleh MRO asing.

Wakil Menteri Perhubungaan Bambang Susantono mengatakan, pada tahun 2011, biaya perawatan pesawat maskapai nasional mencapai USD 850 juta. Dengan hanya mampu menyerap sekitar 30 persen pangsa pasar, berarti hanya sekitar USD 26 juta yang dinikmati MRO dalam negeri,"Dari jumlah itu sekitar 70 persen diserap oleh PT GMF (Garuda Maintenance Facility) AeroAsia," ujarnya Kamis (22/11).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Oleh karena itu, Bambang mengatakan, masih banyak peluang dan tantangan industri bengkel pesawat di masa depan,"Jika ingin sukses di bidang ini, peluang yang ada harus diraih dengan meningkatkan kualitas dan kapabilitas dalam pelayanan serta memberikan harga yang kompetitif," sebutnya

Tantangan yang ada harus sama-sama dibenahi untuk meningkatkan daya saing industri, guna mendukung angkutan udara nasional yang aman, handal dan efisien,"Dengan sinergi yang solid dan penambahan kapasitas eksisting dua kali lipat, dalam lima tahun ke depan, MRO nasional. Diharapkan dapat menyerap sekitar 50-60 persen dari pasar perawatan pesawat nasional," katanya

Untuk bisa menyerap sekitar 50-60 persen dari pasar perawatan pesawat nasional dalam lima tahun ke depan, maka paling tidak dibutuhkan tambahan jumlah teknisi perawatan pesawat sebanyak 5000 orang,"Saat ini jumlah teknisi dan tenaga ahli pendukung perawatan pesawat baru sekitar 3000 orang," ungkapnya

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, institusi pendidikan penerbangan dan industri MRO nasional harus secara konsisten melakukan pengembangan untuk meningkatkan jumlah teknisi penerbangan,"Selain itu juga perlu dibangun Aerospace Park, kawasan industri terpadu sebagai pusat kegiatan industri perawatan pesawat terbang," tegasnya

Disebutkan oleh Bambang, saat ini nilai pasar perawatan pesawat komersial di dunia telah mencapai USD 40,1 miliar dan angka ini terus berkembang. Pasar ini bertumbuh. 3,6 persen dan pada tahun 2016 diharapkan mencapai USD 58 miliar,"Dua per tiga dari pasar MRO saat ini masih dikuasai oleh Amerika Utara dan Eropa Barat," tuturnya

Namun demikian dalam 20 tahun mendatang, pusat armada pesawat udara dunia akan bergeser ke wilayah Asia Pasifik. Pada saat itu diproyeksikan 40 persen dari lalu lintas udara akan berasal dari Asia Pasifik,"Perkembangan pasar MRO terpesat diprediksi akan terjadi di Asia, dengan pertumbuhan senilai lebih dari USD 5,6 miliar," jelasnya. (wir)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook