Hasil Penyelidikan Fokker Rahasia

Hukum | Sabtu, 23 Juni 2012 - 07:45 WIB

JAKARTA (RP) - Markas Besar TNI Angkatan Udara memastikan penyelidikan sebab Fokker-27 dengan nomer ekor A 2708 jatuh bersifat rahasia.

Tim investigasi yang bernama Panitia Penyidik Kecelakaan Pesawat Udara (PPKU) akan bekerja dalam tempo 90 hari terhitung sejak, Kamis (22/06).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’PPKU akan melaporkan hasilnya pada Kepala Staf TNI AU dan itu bersifat internal atau tertutup,’’ ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Azman Yunus di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta, Kamis (26/6).

Sebanyak 11 korban yang meninggal sudah dimakamkan kemarin. Korban terakhir adalah istri Mayor Yohanes yang sempat kritis setelah mengalami luka bakar. Mereka diterbangkan dari Lanud Halim Perdanakusumah pukul 7.30 pagi dengan upacara militer.

Menurut Azman, waktu tiga bulan sebenarnya tidak cukup untuk mengetahui secara pasti penyebab kecelakaan. ‘’Namun, penyidik dengan kemampuannya semaksimal mungkin akan berupaya,’’ katanya. Tim akan melibatkan ahli Fokker-27 termasuk penerbang, bagian teknik dan bagian avionik.

Azman berharap semua pihak tidak terburu-buru menyimpulkan penyebab. ‘’Ini baru sehari jatuh, penyelidikan baru dimulai. Tentu rekan-rekan pers juga tidak mau membodohi masyarakat dengan dugaan-dugaan tanpa dasar,’’ katanya.

Dia menyesalkan satu pemberitaan di sebuah media online yang sudah menyebut pesawat jatuh karena hanya satu mesin yang berfungsi. ‘’Itu tidak benar. Kalaupun dalam kondisi darurat, seorang penerbang sudah dilatih untuk kondisi-kondisi emergency,’’ kata Azman.

Sudah menjadi prosedur tetap, seluruh kondisi pesawat maupun awak pesawat selalu dikontrol oleh kesatuan. Setiap melakukan latihan penerbangan, kru selalu memberikan rilis atau semacam rencana penerbangan. Awak pesawat pun selalu dikenakan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

‘’Pesawat itu berapapun usianya dicek rutin. Setiap hari kru yang akan terbang diperiksa kesehatannya. Setiap skuadron ada dokternya,’’ katanya.

Jika awak udara tidak fit tidak boleh terbang. ‘’Kita sudah menekankan zero accident (nol kecelakaan), kita cegah sebisa mungkin namun ini musibah dari Allah,’’ katanya.

Memang, tanggal 5 Juni lalu atau sekitar dua pekan sebelum musibah, TNI AU mengumpulkan pakar di Halim Perdanakusumah. Sehari penuh mereka berbagi ilmu keselamatan penerbangan dari berbagai faktor. Mulai mesin, hingga faktor pilot.

Azman melanjutkan, penyelidikan jatuhnya Fokker-27 nomor A 2708 cukup rumit karena tidak ada kru pesawat yang tertolong. ‘’Memang ada saksi mata, itu nanti juga akan dimintai keterangan,’’ katanya.

Ia juga meralat keterangan Dispenau sebelumnya yang menyebut Fokker 27 mempunyai blackbox. ‘’Standar pesawat militer tidak ada blackbox. Sebab disana ada rahasia negara yang bisa jatuh ke tangan musuh,’’ ujarnya.(rdl/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook