KUPANG (RP) - Karena ketinggalan pesawat Merpati yang sekiranya berangkat dari Kupang menuju bandara Turalelo di Soa, Kabupaten Ngada, Bupati Ngada diduga kuat meminta orang suruhannya untuk menduduki bandara Turalelo.
Sekelompok orang pun menduduki lintasan bandara saat pesawat Merpati dari Kupang hendak mendarat sekira pukul 07:30 Wita, Sabtu (21/12). Akibatnya, pesawat MA-60 Merpati tersebut terpaksa kembali ke Kupang dengan membawa 54 penumpang.
Kepala Merpati Kupang, Djibrael de Hoog yang dikonfirmasi koran ini, Sabtu kemarin membenarkan insiden tersebut. "Benar pesawat Merpati tujuan Turalelo Bajawa tadi (kemarin) tidak bisa mendarat karena saat hendak landing diduduki sekelompok orang,"ujar de Hoog.
Ditanya alasan bandara tersebut diduduki saat pesawat Merpati hendak mendarat, de Hoog mengaku tidak mengetahuinya. Ditanya kaitan dengan kejadian pagi harinya di Bandara El Tari Kupang yakni Bupati Ngada, Marianus Sae batal terbang bersama Merpati, de Hoog tidak memastikan.
Namun, de Hoog menjelaskan, sebenarnya Bupati Marianus Sae sudah mendapat tiket untuk terbang bersama Merpati. Namun, sudah terlanjur memperoleh tiket penerbangan bersama TransNusa sehingga tidak terbang bersama Merpati.
Informasi yang dihimpun koran ini, ditutupnya runway Bandara Turalelo sebagai bentuk protes karena Bupati Ngada tidak terbang bersama Merpati. Awalnya Bupati Ngada hanya mengantongi tiket cadangan sementara tidak ada penumpang yang batal terbang.
Dijelaskan de Hoog, sebenarnya tidak ada persoalan dengan bupati Marianus Sae. Dirinya juga menjelaskan, dirut Merpati sudah melakukan pembicaraan dengan sang bupati dan disepakati Merpati kembali melayani penerbangan ke Bajawa sesuai jadwal yakni Senin, Selasa, Kamis dan Sabtu.
"Mulai Senin (23/12) penerbangan ke Bajawa normal kembali,"jelas de Hoog seraya menambahkan dirinya akan mendatangi bupati dan pimpinan wilayah di Kabupaten Ngada dalam waktu dekat. Sebanyak 54 penumpang Merpati tujuan Bajawa kemarin itu akhirnya kembali diterbangkan pada pukul 14:30 Wita dengan tujuan Ende. "Dari Ende kita lanjutkan melalui jalan darat ke Bajawa,"jelas de Hoog.
Sementara itu, Bupati Ngada, Marianus Sae yang dikonfirmasi koran ini melalui telepon selularnya semalam, tidak secara langsung mengungkapkan bahwa aksi di bandara Turalelo di Soa atas perintah dirinya. Namun dijelaskannya bahwa dirinya sudah berulang kali minta kepada pihak penerbangan dalam hal ini pihak Merpati agar dirinya bisa diterbangkan ke Bajawa, karena ada sidang dewan di kabupaten Ngada yang membutuhkan kehadirannya.
"Kehadiran saya Kupang hanya untuk menerima DIPA yang tidak bisa diwakili. Dan saya berharap pihak penerbangan di daerah harus memahami pembangunan di daerah untuk bisa mengijinkan kepala daerah terbang kalau ada kebutuhan mendadak," terangnya.
Soal kondisi bandara Turalelo di Soa, Bupati menjelaskan bahwa kondisi sudah kembali normal, dan pemblokiran itu hanya bersifat sementara setelah dirinya diterbangkan dengan Trans Nusa."Pihak Merpati juga sudah menghubungi saya dan menyampaikan permohonan maaf," tutupnya.(ito/teo/boy)