BOGOR (RP) - Kecelakaan maut yang menelan korban jiwa terjadi di Jalan Raya Puncak, Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/8). Sebanyak 19 orang tewas setelah rem bus PO Giri Indah yang dikemudikan Amin (49) tak berfungsi alias blong di kilometer 88, Kampung Neglasari, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua.
Data yang dihimpun JPNN, sekitar pukul 08.00 WIB, bus bernomor polisi B 7297 BI mengangkut 60 penumpang dan melaju dari arah Cianjur menuju arah Ciawi.
Setibanya di lokasi kejadian, bus oleng ke kanan jalan dan menabrak warung serta sebuah mobil pick up Suzuki Carry bernomor polisi F 8237 FK yang parkir di depan warung.
Bus kemudian terbalik dengan posisi ban berada di atas, dan terjun ke bawah jurang dengan kedalaman sekitar 15 meter. ‘’Bus terseret dan masuk sungai setinggi kurang lebih 15 meter.
Penyebab kecelakaan masih dalam penyelidikan, Polda Jabar dan KNKT,’’ ujar Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Kabupaten Bogor, Soebiantoro kepada Radar Bogor (JPNN).
Bus naas itu mengangkut rombongan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rahmat Emmanuel Ministry (GBI REM), Kelapa Gading, Jakarta Utara, seusai melaksanakan ibadah puasa tiga hari atau biasa disebut Puasa Ester di kawasan wisata bunga Cipanas.
Naas, dalam perjalanan pulang itu, bus masuk jurang di Jalan Puncak-Cianjur kilometer 88, Kecamatan Cisarua. Akibatnya, 19 orang meninggal dunia, 32 orang mengalami luka berat dan 10 orang mengalami luka ringan. Satu korban meninggal atas nama H Ajid adalah warga sekitar.
Adapun nama-nama korban meninggal dunia Studarto (Pondok Gede), Nurlia, Femy, Sandra (Pondok Gede), Udig Manik (Bekasi), Hana Duta (Tanjung Priuk), Ajid Samsudin (Tugu Utara), Ani (Bekasi), Sitohang (Cakung), Marcel (Pondok Cabe), Antin Cegin (Kelapa Gading), Ines (Bekasi), Elfin (Pondok Gede), Anton dan H Ajid yang merupakan warga sekitar. Sementara empat korban lainnya belum teridentifikasi hingga malam tadi.
Kepala Polisi Resor Bogor (Kapolres) AKBP Asep Syafrudin, mengatakan pihaknya telah menemukan tanda-tanda tak laik jalan pada bangkai bus, dari hasil olah tempat kejadian.
Namun hal itu masih perlu analisa lebih dalam, serta pertimbangan faktor-faktor yang menjadi penyebab kecelakaan. Kami menemukan kondisi ban belakang sudah tidak layak, keduanya botak baik ban kiri maupun kanan,’’ kata Kapolres.
Selanjutnya, kata Kapolres, dari radius sekian meter dari lokasi kejadian tidak tampak adanya tanda-tanda pengereman. ‘’Apakah ada rem blong atau faktor lain masih kita dalami,’’ kata Kapolres.
Dalam penyelidikan penyebab kecelakaan, Polres Bogor dibantu oleh Puslabfor Mabes Polri yang akan menguji kondisi rem apakah berfungsi atau tidak.
Kapolres menambahkan, saat ini delapan orang saksi telah diperiksa terkait kecelakaan tersebut. Para saksi berasal dari warga setempat, supir, kondektur, supir cadangan serta sejumlah korban.
Polisi belum menetapkan tersangka, dan sopir bus, M Amin (49), belum diamankan karena ikut menjadi korban dan menjalani perawatan. ‘’Sopir dalam pengawasan. Dia belum kita periksa karena saat ini kondisinya juga ikut jadi korban,’’ kata Kapolres.
Sementara itu, Sopir Bus Giri Indah, Ade Saipudin, hampir pasti ditetapkan sebagai tersangka dalam kecelakaan maut tersebut. Pria 36 Tahun asal Cibereum, Cisarua, Bogor, itu dianggap lalai dalam mengemudikan busnya sehingga menyebabkan meninggalnya orang lain. Sangkaan itu diatur dalam UU Nomor: 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 310 (4).
Meski begitu, hingga saat ini Ade belum bisa dimintai keterangan karena terluka parah. Dia hanya sempat menyebutkan jika rem bus blong saat meluncur di turunan tersebut.
‘’Undang-undangnya memang mengatur seperti itu. Sopir bertanggung jawab atas apapun yang terjadi kepada penumpang yang dibawanya,’’ ujar salah seorang perwira di lingkungan Korlantas Mabes Polri.
Mabes Polri menyerahkan penanganan kejadian tersebut kepada Polres Bogor dan Polda Jawa Barat. ‘’Kami masih himpun fakta-faktanya dari Polda Jabar,’’ terang Kabagpenum Divhumas Poldi Kombespol Agus Rianto saat dikonfirmasi, kemarin.
Di antaranya, penyebab kecelakaan, kelaikan bus, dan kondisi para penumpang terutama yang selamat. Informasi yang menyebutkan jika penyebab kecelakaan adalah rem blong menurut agus masih didalami.
Jika memang rem blong, tentunya tidak ada bekas pengereman di jalan tersebut. Sementara, untuk kelaikan bus masih diteliti oleh Dinas Perhubungan Jawa Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, proses evakuasi bus diambil alih oleh BPBD Kabupaten Bogor. Sekitar pukul 11.00, bus nahas itu berhasil dievakuasi dengan bantuan TNI, Polri, dan warga sekitar lokasi kecelakaan.
‘’Korban selamat dirujuk ke RS Ciawi dan RS Sentra Medika Cibinong,’’ ujar Sutopo kemarin. Sementara, untuk korban meninggal ditempatkan di RS Paru atau Sanatorium Cisarua, Bogor.
Di tempat terpisah, kecelakaan itu membawa duka bagi para keluarga korban. Mereka berbondong-bondong datang ke dua rumah sakit tempat para korban dievakuasi.
Pagi harinya, mereka juga mendatangi Gereja Bethel Indonesia Rahmat Emmanuel (GBI REM) Kelapa Gading di Jalan Pelepah Kuning III Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pengurus GBI REM Kelapa Gading Adi Putro mengatakan, kecelakaan itu merupakan yang kali pertama terjadi.
‘’Kami sudah lama dan rutin mengadakan kegiatan ke Cipanas sebulan sekali,’’ ujarnya saat ditemui di kantornya, kemarin. Setiap pekan ketiga, selama tiga hari tiga malam pihaknya mengadakan kegiatan peribadatan di pemondokan kawasan Taman Bunga Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jabar.(ric/byu/jpnn)