Laporan JPNN, Jakarta
Lonjakan harga sembilan bahan pokok (sembako) saat Ramadan hingga Lebaran mengakibatkan Perum Bulog tahun ini membuat terobosan guna coba meredam lonjakan harga. Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, untuk beras masyarakat miskin (raskin), Bulog terus berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator bidang Kesejateraan Rakyat (Kemenkokesra) untuk menyalurkan raskin sewaktu-waktu diperlukan. ‘’Kami tak mau ambil risiko ada gejolak harga selama Ramadan dan Lebaran. Karena itu, stok raskin 260 ribu ton siap kami salurkan kapan saja,’’ ujarnya, Sabtu (21/7).
Sementara itu, terkait harga beras pada awal Ramadan ini, Sutarto mengatakan masih relatif terkendali. Berdasar kompilasi data dari Kementerian Perdagangan, rata-rata kenaikan harga beras secara nasional hanya sebesar 0,47 persen dibanding sebulan yang lalu. ‘’Artinya, harga bisa dibilang stabil,’’ ujarnya.
Meski demikian, Sutarto mengakui jika di beberapa daerah, komoditas beras kualitas premium (kualitas tinggi), sempat mengalami kenaikan yang cukup kentara. Itu karena jelang Ramadan, sebagian masyarakat yang biasa mengonsumsi beras kualitas menengah, beralih membeli beras kualitas premium. Naiknya permintaan itulah yang kemudian mengerek harga. ‘’Ketika beras kualitas premium naik, beras yang kualitasnya di bawahnya juga ikut naik,’’ terangnya.
Menurutnya, salah satu wilayah yang mengalami kenaikan harga beras kualitas premium adalah Jawa Timur. ‘’Di Jatim, harga beras premium 3 sampai Rp8.000 per Kg,’’ ujarnya. Untuk menekan harga, Bulog kemudian menggandeng Pemda Jatim untuk menggelar pasar murah. Bulog menjual beras ke Pemda seharga Rp7.500 per Kg, kemudian Pemda menambah subsudi Rp200 per Kg sehingga harga jual ke masyarakat bisa turun sampai Rp7.300 per Kg. ‘’Begitu operasi pasar dilakukan, harga beras premium dan beras jenis lain langsung turun,’’ imbuhnya.
Selain Jatim, lanjut dia, pasar murah juga dilakukan di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di luar itu, beberapa Pemda seperti Papua Barat, Gorontalo, dan beberapa provinsi lain juga tengah bersiap melakukan pasar murah.
Dikatakannya, selama ini Bulog hanya bergerak di bisnis perdagangan besar, namun kini mulai masuk ke bisnis retail melalui pengembangan Bulog Mart. ‘’Fungsinya sebagai grosir bagi pedagang kecil. Kalau harga dari grosir stabil, harga di eceran juga bisa stabil,’’ ujarnya.
Bulog Mart mulai dirintis sejak awal Mei tahun ini. Memasuki Ramadan hingga Lebaran nanti, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor pangan ini akan memperbanyak jumlah gerai atau toko grosir. ‘’Target kami, Agustus nanti sudah ada 35 outlet,’’ katanya.
Menurut Sutarto, Bulog Mart akan menjangkau seluruh wilayah Indonesia, sebagaimana jaringan Bulog yang tersebar di semua wilayah. Untuk tahap awal, ada lima wilayah yang mengembangkan Bulog Mart. ‘’Yakni di Bandung, Makassar, Semarang, Malang dan Lampung,’’ sebutnya.
Sampai akhir 2012, Bulog menargetkan bisa membuka minimal 100 outlet Bulog Mart. Bulog juga memiliki rencana besar untuk terus mengembangkan Bulog Mart di seluruh Indonesia. ‘’Nanti, di tiap wilayah yang ada gudang Bulog, minimal ada satu Bulog Mart,’’ ucapnya. Sebagai gambaran, kini ada 1.751 unit gudang Bulog yang tersebar di 132 Sub Divre di 26 Divre di seluruh Indonesia.
Apa saja komoditas yang dijual Bulog Mart? Sutarto menyebut, komoditas utama yang dijual adalah beras, gula dan minyak goreng. Ada pula bahan pangan dan keperluan rumah tangga lainnya. Untuk stabilitas harga, harga jual sembako pun lebih rendah dibanding harga eceran di pasaran. ‘’Selain grosir, Bulog Mart juga melayani pembelian eceran. Istilahnya, ritel harga grosir,’’ ujarnya.
Bagaimana Bulog bisa menjual lebih murah? Sutarto mengatakan, Bulog Mart bukan bisnis rugi. Harga jual lebih murah bisa didapat dengan cara memangkas rantai distribusi. Misalnya, beras Bulog yang kelas menengah maupun premium yang biasanya harus masuk ke pedagang besar, grosir, eceran, baru sampai ke konsumen, nanti bisa langsung dibeli konsumen dengan harga Bulog.
Demikian pula untuk komoditas lain seperti gula dan minyak goreng. Bulog akan bekerja sama dengan BUMN produsen gula dan minyak goreng seperti PT Perkebunan Nusantara (PTPN), sehingga bisa dapat harga langsung dari produsen. ‘’Kalau jaringan Bulog Mart sudah menjangkau seluruh wilayah Indonesia, upaya stabilisasi harga akan makin efektif. Sebab, bisa meredam aksi sebagian spekulan pedagang besar yang kadang menaikkan harga seenaknya,’’ jelasnya.
Bahkan, lanjut Sutarto, ia juga sudah berencana memperbanyak produk yang dijual Bulog Mart hingga ke komoditas seperti cabai. Caranya, Bulog yang sudah biasa berhubungan dengan petani, akan langsung membeli cabai dari petani dan menjualnya di Bulog Mart. ‘’Kita tahu, cabai ini seringkali membuat gonjang-ganjing di masyarakat,’’ ujarnya.
Rencana Bulog mengembangkan Bulog Mart dapat sambutan positif dari Sekjen Asosiasi Pedagang Indonesia Ngadiran.
Menurutnya, Bulog Mart bisa jadi alternatif pusat perkulakan bagi pedagang kecil. Apalagi, jika Bulog bisa memangkas rantai distribusi dengan menggandeng BUMN produsen lainnya. ‘’Kami berharap, sistem ini bisa mengendalikan lonjakan harga sembako,’’ katanya.
Namun, Ngadiran berharap agar Bulog Mart nantinya benar-benar bisa menjalankan peran sebagai grosir atau pusat perkulakan, bukan malah jadi seperti beberapa jaringan ritel modern yang kini sudah marak di berbagai daerah. ‘’Kalau nanti seperti yang mart-mart itu, justru akan mematikan pedagang tradisional,’’ ucapnya.(owi/jpnn)