PRESIDEN SBY KIRIM SURAT PROTES KE PM ABBOTT

TNI Tarik Pasukan dari Australia

Hukum | Kamis, 21 November 2013 - 11:12 WIB

JAKARTA (RP) - Sikap Pemerintah Australia yang menolak meminta maaf maupun memberikan keterangan terkait penyadapan, mulai membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) geram.

Rabu (20/11), orang nomor satu di Indonesia itu menginstruksikan untuk menghentikan kerja sama militer dengan Negeri Kanguru itu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Perintah tersebut langsung dilanjutkan Panglima TNI dengan menarik semua pasukan TNI AU yang sedang melakukan latihan bersama di Darwin, Australia. Begitu juga dengan personel Kopassus yang juga latihan bersama di Lembang.

Memang kemarin, kekesalan Presiden SBY memuncak sehingga merasa perlu memberikan pernyataan sikap secara langsung. Sebelumnya ia beberapa kali memilih mewakilkan pernyataannya kepada pejabat teknis terkait seperti Menteri Luar Negeri (Menlu) atau Juru Bicara Kepresidenan.

Kemarin, SBY menggelar konferensi pers membahas sikap Pemerintah Indonesia terkait aksi penyadapan Australia di Kantor Presiden.

‘’Saya tahu rakyat Indonesia kesal dan marah terhadap apa yang dilakukan oleh pihak Australia kepada Indonesia, kepada negara kita,’’ jelas SBY.

SBY menyatakan, pihaknya merasakan kekecewaan yang mendalam terkait aksi penyadapan oleh negara tetangga tersebut. Sebab selama ini hubungan Indonesia dan Australia dalam keadaan baik.

‘’Bagi saya pribadi dan Indonesia, penyadapan yang dilakukan Australia ini sulit dimengerti. Saya sulit memahaminya, mengapa itu dilakukan. Kenapa harus menyadap kawan, bukan lawan,’’ tegas SBY.

Presiden 64 tahun itu memaparkan, sejauh ini hubungan kerja sama Indonesia-Australia, selalu berjalan baik. Bahkan, ketika Indonesia mengalami musibah bencana alam, Australia dengan cepat mengirimkan bantuan.

Pada 2005, kedua negara juga telah menyepakati untuk meningkatkan kerja sama menjadi kemitraan strategis. Kerjasama bilateral di berbagai bidang pun ikut meningkat. ‘’Apa yang saya sampaikan ini menggambarkan tingkat dan keadaan hubungan bilateral kita berlangsung baik,’’ katanya.

Karena itu, SBY menekankan Pemerintah Indonesia perlu mempertanyakan dasar aksi penyadapan Australia. Sebab, aksi penyadapan tersebut jelas merupakan perbuatan melanggar hukum.

‘’Kalau berpikir jernih ini tentu berkaitan dengan moral dan etika sebagai sahabat sebagai partner yang sebenarnya menjalin hubungan yang baik,’’ tegas SBY.

SBY mengakui, pembicaraan di telepon tidak menyangkut urusan rahasia negara. Ia menguraikan, rahasia negara tidak akan disampaikan lewat sambungan telepon. Hal tersebut juga berlaku bagi para pejabat negara.

‘’Ada disiplin bagi pejabat negara, jadi tidak mungkin begitu saja melalui telepon. Saya bisa panggil menteri untuk kasih perintah langsung, jadi pembicaraan telepon itu tidak ada yang rahasia,’’ jelasnya.

Meski begitu, aksi penyadapan cukup membuat Pemerintah Indonesia naik pitam. Karena itu, SBY menekankan, pihaknya akan melakukan sejumlah langkah-langkah progresif menanggapi sikap Australia yang terkesan mengabaikan protes Indonesia. Ia menyatakan, Pemerintah Indonesia masih menunggu penjelasan dan tanggung jawab Australia terkait aksi penyadapan tersebut.

Terkait hal tersebut, ia akan mengirim surat protes resmi kepada PM Tony Abbott. ‘’Saya sekali lagi betul-betul mengharapkan penjelasan dan sikap resmi Pemerintah Australia, bukan kepada komunitas dalam negeri Australia,’’ tegasnya.

Di samping itu, SBY menegaskan bahwa pemerintah Indonesia akan me-review kembali sejumlah agenda kerja sama bilateral Indonesia-Australia. Bahkan, ia menginstruksikan dihentikannya beberapa bentuk kerja sama.

Di antaranya, kerja sama pertukaran informasi dan pertukaran intelijen antara kedua negara, kemudian juga sejumlah latihan bersama antara tentara Indonesia dan Australia yang bersifat gabungan.

‘’Saya juga minta dihentikan coordinated military operation (operasi militer gabungan) dalam menghadapi masalah bersama seperti people smuggling (pencari suaka). Karena tidak mungkin dilanjutkan kalau tidak yakin tidak ada penyadapan terhadap TNI, terhadap kita,’’ paparnya.

Kemudian, SBY juga menuntut agar kerjasama bilateral di berbagai bidang antara kedua negara di masa depan, harus didasari tata cara kerja sama yang jelas dan mengikat. Baik menyangkut latihan bersama antara tentara Indonesia dan Australia, serta kerja sama dalam menghadapi persoalan pencari suaka.

‘’Di masa depan, keberlanjutan kerja sama memerlukan protokol, code of conduct dan guiding principle. Seperti kerja sama intelijen dan protokol itu nantinya sifatnya mengikat jelas,’’ tuntutnya.

SBY juga berpesan kepada WNI yang bermukim di Australia, mulai dari kalangan diplomat, pekerja maupun mahasiswa, agar tetap tenang.

‘’Saya berpesan ke rakyat Indonesia yang berada di Australia untuk tetap tenang dan teruslah bekerja dan belajar. Pemerintah Indonesia dan Australia memiliki tugas dan kewajiban mengatasai ini,’’ tuturnya.

Menlu Marty Natalegawa menuturkan, bahwa pihaknya sudah menyusun surat protes resmi Presiden SBY tersebut. Surat tersebut dikirimkan malam tadi. ‘’Malam ini (malam tadi, red) kami kirimkan surat (pada PM Australia, red),’’ katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin.

Sementara terkait penghentian sejumlah kerja sama, Marty menekankan bahwa hal tersebut berlaku efektif sejak diumumkan Presiden SBY. ‘’Ya sekarang (dihentikan, red). Bapak kan tadi bilang, dihentikan, ya dihentikan sekarang,’’ tegasnya.

Di bagian yang sama, Dubes RI untuk Australia Najib Riphat Kesuma menyatakan pihaknya telah melaporkan berbagai hal terkait kondisi umum hubungan Indonesia-Australia di tempatnya bertugas, Canberra.

Sesuai arahan Presiden SBY, pihaknya akan menunggu respon Pemerintah Australia terkait aksi penyadapan tersebut. Karena itu, Najib juga belum bisa memastikan apakah dirinya akan kembali ditugaskan di Canberra.

Di bidang militer, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menarik semua pasukannya yang sedang terlibat latihan gabungan dengan tentara Australia. Di antaranya latihan TNI AU di Darwin dan Kopassus di Lembang.

TNI AU saat ini sedang terlibat latihan bersama dengan Royal Australian Air Force (RAAF) di pangkalan mereka di Darwin. Latihan tersebut berlangsung sejak Senin (18/11) lalu dan menggunakan sandi Elang Ausindo 2013. TNI AU mengirim pesawat F-16.

‘’Harusnya sampai tanggal 24, saya hentikan sekarang dan besok harus kembali. Ada enam pesawat di sana, mereka kembali,’’ terang Moeldoko usai bertemu jajaran intelijen TNI di Badan Intelijen Strategis kemarin.

Begitu pula latihan bertajuk Dawn Komodo 2013 di Lembang, Bandung, dihentikan sementara. Latihan tersebut sedianya melibatkan Kopassus dengan Special Air Service Regiment (SASR) Australia. Kedua satuan tersebut sebelumnya melakukan latihan bersama di Australia, lalu dilanjutkan di Indonesia.

Sejumlah kegiatan patroli bersama juga dihentikan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Untuk kegiatan TNI AL, yang dihentikan adalah Latihan Bersama TNI AL dan Australian Navy.

Seperti Latma New Horizon TTX, Latma Initial Planning Conference KAKADU dan Observer Ex Black Carilion. Moeldoko mengaku belum ada tanggapan dari pihak Australia. ‘’(Penghentian latihan bersama, red) baru saja saya lakukan,’’ lanjutnya.(ken/bay/dod/byu/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook