JAKARTA (RP)- Kabar jamaah calon haji (JCH) non kuota yang gagal berangkat terus bermunculan. Untuk kawasan Jakarta, ada puluhan JCH dari penjuru Indonesia yang gagal terbang ke Tanah Suci.
Padahal, kemarin mereka sudah berada di Jakarta dan informasinya akan segera terbang melalui bandara Soekarno-Hatta. Karena merasa ditipu dan sudah setor uang pendaftaran antara Rp95 juta hingga Rp185 juta per orang, mereka mangamuk ke pihak travel. Kasus hampir mirip juga terjadi di Medan. 15 orang yang sudah menyetor uang Rp75 juta per kursi, gagal diberangkatkan oleh travel berkedok haji khusus.
‘’Kami prihatin. Dulu sebutan mereka (JCH gagal berangkat, red) adalah jamaah haji Tanah Abang,’’ ucap Menteri Agama, Suryadharma Ali.
Terkait masyarakat yang tertipu ini, ia berkali-kali mengingatkan supaya masyarakat mendaftar resmi melalui rekening Menag untuk yang haji reguler. Sedang untuk yang haji khusus, masyarakat diminta membaca pengumuman resmi untuk mengantisipasi ditipu penyelenggara haji khusus palsu.
Di lain sisi, prediksi Kementerian Agama (Kemenag) jika tahun ini masih ada jamaah calon haji (JCH) non kuota yang lolos ke Tanah Suci, tepat. Sabtu (20/10) pemerintah mencatat ada 120 JCH non kuota yang bakal menyerobot tenda jamaah haji resmi ketika melaksanaan wukuf.
Jumlah JCH non kuota itu diprediksi masih bakal terus bertambah. Mengingat pengalaman sebelumnya, JCH non kuota mulai berduyun-duyun masuk Tanah Suci mendekati pelaksanaan wukuf di Padang Arafah. Untuk tahun ini, wukuf berlangsung pada 25 Oktober.
Keberadaan JCH non kuota ini dipaparkan langsung oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Anggito Abimanyu. Menurutnya, dalam catatan sementara, jumlah JCH non kuota ini lebih baik ketimbang tahun-tahun sebelumnya. ‘’Tahun lalu jamaah haji non kuota jumlahnya sampai ribuan,’’ katanya pada tim Media Center Haji (MCH) Kemenag di Makkah.
Penyusutan jumlah jamaah haji non kuota ini menurut Anggito tak terlepas usaha bersama Kemenag dan Kementerian Hukum dan HAM memperketat urusan imigrasi jamaah haji. Selain itu kondisi ini juga berkaitan dengan upaya Kemenag menekan Kedutaan Besar Saudi Arabia (KBSA) di Jakarta supaya tak gampang menerbitkan visa haji diluar kuota resmi pemerintah Indonesia.
Menurutnya, dengan jumlah JCH non kuota yang relatif sedikit ini diperkirakan takkan mengganggu pelayanan pada jamaah resmi atau reguler. Terutama pelayanan selama di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina).
Karena jumlahnya sedikit, meski JCH ini menyerbu tenda jamaah resmi, kecil kemungkinan menimbulkan konflik. Sebagaimana diketahui, tenda jamaah haji Indonesia menempati 70 maktab. Tiap maktab berkapasitas hingga tiga ribu jamaah.
Sabtu (20/10), Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Prof dr Tjandra Yoga Aditama SpP (K) berkunjung ke Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng yang memberangkatkan kloter terakhir JCH Embarkasi Cengkareng.
Menurutnya, seluruh embarkasi yang sudah melakukan pemberangkatan kloter terakhir, pihaknya meminta semua KKP untuk melakukan konsolidasi pelayanan kesehatan haji yang akan kembali dimulai saat jamaah kembali ke Tanah Air pada 1 November mendatang.
Menyoal makin dekatnya puncak ibadah haji yakni wukuf di Arafah dan hari tasjrik di Mina, Tjandra menuturkan, JCH sebaiknya memperhatikan persiapan kesehatan. Setidaknya ada lima penyakit yang kerap menyerang. Antara lain, infeksi saluran napas, infeksi saluran cerna, gangguan otot dan sendi, kelelahan hingga kambuhnya penyakit bawaan.
‘’Karena itu para jamaah harus memperhatian kondisi kesehatan masing-masing. Selain juga menjaga kebersihan diri dan jangan lupa menjaga daya tahan tubuh,’’ imbuhnya. (jpnn)