Gelombang Baru yang Menuntut Unas Dihentikan

Hukum | Selasa, 21 Agustus 2012 - 07:50 WIB

JAKARTA (RP) - Pelaksanaan ujian nasional (unas) periode 2013 masih tahap persiapan, namun gelombang penolakan sudah mulai muncul. Diantaranya tertuang dalam buku berjudul Buku Hitam Ujian Nasional, terbitan Resist Book. Pemerintah berjanji menjadikan kritik unas dalam butu tersebut sebagai bahan evaluasi.

 

Penerbitan buku ini sebelumnya sempat menggoyang persiapan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam mewujudkan unas yang jujur tahun depan. Persiapan unas tahun depan sudah mulai menggeliat saat ini karena nantinya akan terdiri dari 20 variasi soal di setiap ruang ujian.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

 

"Kami sudah dapatkan buku itu. Dan akan kami pelajari segala masukan-masukannya," ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud Khairil Anwar Notodiputro kemarin (20/8). Pejabat asal Bangkalan, Madura itu menuturkan, dirinya belum tuntas membaca buku yang diedit oleh Habe Arifin tersebut.

 

Dari pengamatan sementara, Khairil mengatakan jika kecenderungan kritikan dalam buku tersebut adalah menuntut supaya pemerintah menghentikan pelaksanaan unas. "Saya membacanya di bab I dan II saja, belum khatam. Tapi memang mengarah kesitu (tuntutan penghentian unas)," tutur dia.

 

Pejabat yang juga dosen Departemen Statistika IPB itu itu menjelaskan, untuk sementara dia mengamati jika ada dua alasan pokok yang dijelaskan dalam buku itu sebagai senjata untuk menolak keberadaan unas. Alasan pertama adalah soal legalitas unas.

 

Alasan berikutnya adalah, negara-negara yang dijadikan rujukan pemerintah Indonesia untuk menjalankan unas ternyata sudah meninggalkan ujian yang kerap diiringi kabar kecurangan ini. "Negara-negara yang dijadikan rujukan unas adalah Amerika dan Finlandia," katanya.

 

Khairil mengatakan memang betul jika di dua negara itu sudah tidak lagi menggunakan evaluasi akhir melalui tes semacam unas. Alumni ilmu statistik di Macquarie University, Australia itu menjelaskan, di Amerika maupun Finlandia sekarang sudah menerapkan tugas semacam proyek yang dikerjakan secara berkelompok untuk memecahkan persoalan tertentu.

 

Hasil dari tugas inilah yang dijadikan dasar untuk meluluskan siswa. Dia mengatakan, dalam proyek berkelompok ini para guru memberikan tugas kepada siswa untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Hasil dari tugas ini disajikan dalam bentuk laporan, kemudian para guru menilai laporan siswa ini.

 

Khairil mengatakan Kemendikbud belum secara resmi mengkaji sejumlah usulan dalam buku ini. Namun dia mengatakan jika segala masukan dari masyarakat terkait pelaksanaan unas akan ditampung. Dia mengatakan, untuk sementara pemerintah masih menargetkan tetap akan melaksanakan unas untuk periode 2013 nanti.

 

Mendikbu Mohammad Nuh secara tegas juga belum mengatakan akan menghentikan program unas. Dia mengatakan, unas ini tidak hanya berfungsi sebagai bahan evaluasi siswa atau peserta didik. Menurut Nuh, unas juga menjadi bahan evaluasi kinerja guru. "Secara prinsi unas tahun depan tetap ada. Tapi secara formal akan dibahas dulu dengan DPR," katanya. (wan/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook