JAKARTA (RP) - Rumor yang menyebutkan Chatib Basri bakal menggantikan Agus Martowardojo, ternyata benar adanya. Senin (20/5), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) resmi mengumumkan bahwa putra Minang tersebut akan menjabat sebagai Menteri Keuangan (Menkeu) yang baru.
Menurut rencana, pria yang masih menjabat Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini dilantik hari ini.
‘’Saya menyampaikan bahwa hari ini saya telah menetapkan calon Menkeu Republik Indonesia yang baru, menggantikan saudara Agus Martowardojo yang telah saya keluarkan Keppres untuk menjadi Gubernur BI, menggantikan saudara Darmin Nasution, beberapa saat yang akan datang. Insya Allah, saya akan melantik yang bersangkutan dan melakukan tugasnya esok hari (hari ini, red),’’ jelas SBY dalam konferensi pers di Kantor Presiden, kemarin.
SBY memaparkan, pihaknya memiliki sejumlah pertimbangan untuk memilih Chatib sebagai Menkeu baru. Di antaranya, yang bersangkutan dikenal sebagai seorang ekonom dengan pengalaman yang mumpuni.
Chatib juga beberapa kali menduduki jabatan-jabatan strategis di Kemenkeu. Ia pernah menjabat sebagai Staf Khusus Menkeu dan Deputi Menkeu untuk urusan G20. Chatib juga pernah menjadi Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN).
Lalu, lanjut SBY, ketika yang bersangkutan menjabat sebagai Kepala BKPM, investasi di Indonesia tumbuh secara signifikan. Hal tersebut penting bagi ekspor dan impor Indonesia, dimana negara-negara lain mengalami kemerosotan ekonomi. ‘’Oleh karena itu, atas pengalaman dan dedikasinya, saya memandang Dr Chatib cakap dan bisa menjadi Menkeu RI,’’ lanjutnya.
SBY menuturkan, Chatib telah mengikuti fit and proper test kemarin. Dalam uji kelayakan tersebut, ia menginstruksikan tiga tugas yang harus diemban Chatib sebagai Menkeu.
Yang pertama, Menkeu wajib menjaga, mengembangkan dan menjalankan kebijakan fiskal dengan bijaksana (prudent).
‘’Dalam perekonomian dunia yang masih penuh gejolak ini, fiskal kita harus terjaga baik. APBN kita harus terjaga kesehatannya. Oleh karena itu kebijakan fiskal yang prudent harus dijaga,’’ tuturnya.
Yang kedua, lanjut SBY, Menkeu harus mampu memberikan dukungan kebijakan sehingga investasi di Indonesia terus meningkat. Yang terakhir, SBY menginstruksikan agar Menkeu juga memberikan dukungan kebijakan agar investasi mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih luas.
‘’Ini sekali lagi memerlukan dukungan kebijakan Menkeu, agar di kala perekonomian global seperti ini, perekonomian tetap terjaga. Tumbuh dengan baik, pengangguran dan kemiskinan berkurang dan pertumbuhan terjaga dan stabilitas juga terjaga,’’ lanjutnya.
Di samping ketiga tugas tersebut, SBY juga menginstruksikan sejumlah tugas-tugas yang dinilai mendesak. Salah satu tugas mendesak tersebut adalah mengawal RAPBN-P 2013 yang mulai dibahas di DPR.
‘’Sekaligus mengawal RAPBN 2014 mendatang. Tentu diperlukan kecepatan dan kecekatan. Perlu kerja sama tim yang baik sehingga tiga tugas pokok tadi benar-benar bisa dilaksanakan dengan baik,’’ imbuh dia.
Sementara itu, Chatib Basri yang kemarin menjalani fit and proper test, masih enggan berbicara terkait penunjukan dirinya sebagai Menkeu. Ia hanya memaparkan jika Presiden SBY memberikan sejumlah arahan.
‘’Tadi (kemarin, red) saya diminta menghadap Bapak Presiden, ada beberapa hal yang disampaikan kepada Bapak Presiden, penugasan kepada saya. Jadi, ya interpretasikan saja,’’ elaknya.
Ketika ditanya soal calon penggantinya di BKPM, Chatib kembali mengelak. Dia hanya menegaskan, SBY belum menyampaikan hal tersebut.
‘’Saya nggak bisa kasih komentar, itu karena Bapak Presiden masih mempertimbangkan siapa yang di sana (BKPM, red),’’ ujarnya.
Chatib Basri lahir dari pasangan perantau Minangkabau, Chairul Basri (ayah) dan Nurbaiti (ibu) pada 22 Agustus 1965 di Jakarta. Ayahnya berasal dari Rao, Pasaman, Sumatera Barat dan merupakan kakak dari sastrawan Asrul Sani.
Oleh karenanya semasa kecil, Chatib lebih senang mempelajari politik, sastra, dan seni, dibandingkan ilmu ekonomi. Ia sempat beberapa kali ikut pementasan Teater Cradda di Taman Ismail Marzuki.
Chatib Basri mengenyam pendidikan di Kolese Kanisius, dan menamatkan pendidikan sarjananya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1992).
Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di Australia National University dan mendapatkan gelar Master of Economic Development pada 1996.
Lima tahun kemudian ia memperoleh gelar PhD dalam bidang ekonomi dari universitas yang sama. Pada 13 Juni 2012, ia ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Kepala BKPM, menggantikan Gita Wirjawan.(ken/jpnn)