PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Ada hal yang menarik dari penangkapan jaringan narkoba jenis sabu yang dilakukan Satnarkoba Polresta Pekanbaru, Selasa (17/11) di salah satu hotel berbintang di Jalan Gatot Subroto. Ternyata kedua wanita yang terlibat dalam jaringan sabu antar provinsi tersebut diduga memiliki kelainan seksual.
Bahkan keduanya diketahui sudah dua tahun belakangan lebih menyukai sesama jenis. Hal tersebut memang diakui kedua tersangka JP (39) dan FN (33). Namun mereka enggan membuka cerita panjang lebar mengenai prilaku tidak wajar tersebut.
‘’Masalah saya terkait dengan narkoba. Kalau itu kan bukan tindak pidana. Jadi minta tolonglah jangan bahas, karena itu masalah pribadi,’’terang JP kepada Riau Pos, Kamis (19/11).
Memang dari perawakan JP dan FN terlihat tomboi, rambutnya pendek, bahkan jika dilihat sekali lintas lebih terlihat seperti pria.’’Kalau mau bertanya yang lain saya jawab,’’tambahnya.
JP mengaku baru pertama kali datang ke Pekanbaru. Untuk mengantar pesanan sabu yang dibawanya dari Medan bersama FN.
‘’Baru kali ini ditangkap. Rupanya kami mengantar pesanan untuk polisi yang menyamar,’’terang warga Medan Sumatera Utara ini.
Diakui JP ia belum membayar sabu yang dibawanya dari Kampung Keling Medan tersebut. Rencananya setelah transaksi uangnya akan ke bandar besar di sana berinisal SK. ‘’Modalnya satu gram saya ambil sama mereka seharga Rp750 ribu, dijual lagi satu gramnya Rp1 juta,’’jelasnya.
Sementara FN mengaku dirinya berperan sebagai pemantau atau yang memastikan jika orang yang akan membeli sabu itu merupakan orang yang benar-benar akan membeli atau tidak. Namun malangnya saat ditangkap kemarin pelaku tidak memantau dulu. ‘’Saya hanya memantau pembeli saja,’’ tambahnya.
Sementara Kasatnarkoba Polresta Pekanbaru Kompol Iwan Lesmana Riza mengatakan, kuat dugaan mereka ini memang sudah lama menjadi pengedar sabu. ‘’Tapi di Kota Pekanbaru baru pertama kali,’’ terangnya.
Diketahui, mereka merupakan pemain lama, dari pengakuan tersangka sendiri yang mengatakan bahwa sabu itu belum dibayarnya pada bandar besarnya. ‘’Jika tidak lama mana mungkin bandar itu percaya dengan pelaku, makanya dugaan kuat mereka pemain lama,’’tutupnya.***