JAKARTA (RP) - Pemerintah luput memperingatkan supaya jamaah calon haji (JCH) berhati-hati saat melintas di jalanan Kota Makkah, yang saat ini mulai dipadati kendaraan pengangkut jamaah.
Kamis (18/10) petang waktu Makkah, Safar Masdu Ulang, jamaah Kloter 12 embarkasi Lombok tewas di jalan raya setelah diseruduk mobil.
Dari laporan petugas haji yang diterima Kementerian Agama (Kemenag), Jumat (19/10), menyebutkan, jika Safar tewas seketika di tempat kejadian perkara (TKP).
Menurut laporan terbaru, supir yang menabrak jamaah ini sudah diamankan polisi setempat.
Setelah dipastikan tewas di TKP, jenazah Safar langsung dilarikan ke RS Shisha, Makkah. ‘’Jenazah Safar Masdu Ulang langsung dimandikan, dikafani, dan segera dimakamkan,’’ terang Kepala Seksi Pengamanan Daerah Kerja (Daker) Makkah Letkol Jaetul Muchlis Basyir kepada tim Media Center Haji (MCH) Kemenag.
Menurut keterangan dari rekan korban di kloter 12 embakarsi Lombok, Jaetul Muchlis mengatakan, jika Safar sering lupa jalan pulang ke pemondokannya nomor 201 sektor II wilayah Mahbas Jin, Makkah.
Beberapa laporan menyebutkan jika korban sekitar lima kali diantarkan petugas haji ke pemondokan karena tersesat.
Dari kejadian tragis ini, Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Anggito Abimanyu meminta jamaah waspada saat melintas di jalan raya.
Dari laporan petugas haji, supir di Makkah terbiasa memacu mobil dalam kondisi lumayan kencang dan jarang menginjak rem. Terutama para supir taksi.
Faktor risiko berikutnya adalah ada perbedaan arah kendaraan di Arab Saudi dengan di Indonesia. Jika di Indonesia orang yang akan menyeberang harus menoleh dulu ke arah kanan. Tetapi di Arab Saudi, jamaah yang akan menyeberang harus menoleh dulu ke arah kiri.
‘’Atas kejadian ini, seluruh jamaah harus berhati-hati ketika akan menyeberang. Dan perlu diingat supaya tidak menyeberang sendirian,’’ tutur Anggito melalui pesan singkat yang dia kirim dari Makkah.
Dia lantas mengatakan segala macam hak-hak jamaah haji yang meninggal akan dipenuhi. Termasuk asuransi kematian. Asuransi ini akan diterima oleh ahli waris.
Di tengah kabar tragis ini, 35 jamaah haji kloter 13 embarkasi Ujungpandang yang kopernya ludes gosong dalam insiden kebakaran bus Senin lalu (8/10) bisa sedikit tersenyum.
Sebab pemerintah Indonesia memberikan santunan sebesar 1.000 riyal (Rp2,5 juta) per orang.
Sebelum menerima santunan ini, mereka juga sudah menerima santunan 1.000 riyal juga dari perusahaan bus yang terbakar. Pemberian santunan ini dipimpin langsung oleh Anggito, Kamis (18/10) malam di pemondokan 819 sektor VIII Misfalah, Makkah.
‘’Semoga bapak ibu bisa kembali beribadah dengan khusyuk lagi. Kami turut perihatin atas musibah ini,’’ ujar dia.
Secara kesuluruhan, petugas haji menaksir jika kerugian akibat kebakaran bus Umul Qura itu mencapai Rp340 juta.
Dua JCH Riau Masih Dirawat
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Haji Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Riau, H Aziz menyebutkan, JCH Riau yang masih dirawat di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) sebanyak dua jamaah.
Rata-rata jamaah yang mendapatkan perawatan tersebut penyebabnya adalah kelelahan karena para jamaah memang sudah berusia lanjut.
‘’Yang masih dirawat Roslina binti Lutan 80 tahun asal Kampar, Kaimah binti Usman asal Dumai usia 83 tahun,’’ ungkap Aziz kepada Riau Pos Kamis (18/10) malam di Tanah Suci Makkah.
Sementara menjelang puncak haji, hampir di seluruh pemondokan terjadi krisis air bersih. Air bersih semakin sulit diperoleh. Hal itu seperti yang dirasakan oleh para jamaah haji asal Pekanbaru.
‘’Kekurangan air di pemondokan sudah persoalan yang wajar dialami oleh jamaah. Berhaji itu memang seperti itu bersusah-susah dan cukup prihatin, kalau mudah dan ingin senang saja ya liburan mungkin,’’ kata Kepala Seksi (Kasi) Haji Kemenag Kota Pekanbaru, H Darwison MA kepada Riau Pos, Jumat (19/10).
Informasi yang diperoleh Darwison dari Tanah Suci, kondisi jamaah asal Pekanbaru dalam keadaan sehat. JCH asal Pekanbaru saat ini sudah bersiap-siap untuk persiapan wukuf.
‘’JCH asal Pekanbaru telah bersiap melakukan wukuf di Arafah 25 Oktober mendatang. Ada satu jamaah tertua asal Pekanbaru bernama Jeneran (87) tetapi dia masih sehat bugar, kita kagum,’’ terangnya.
Ditambahkan Darwison, JCH asal Pekanbaru mulai tiba di debarkasi Batam pada 5 November 2012 mendatang.
25 Oktober Puncak Ibadah Haji
Puncak ibadah haji jatuh pada 9 Zulhijjah (25 Oktober) mendatang saat seluruh JCH dari seluruh dunia akan melaksanakan Wukuf di Padang Arafah.
Usai melaksanakan Wukuf di Padang Arafah, akan dilanjutkan melakukan rangkaian ibadah lainnya. Yakni 10 Zulhijjah melakukan melempar Jumroh Aqobah di Mina dan 11-13 Zulhijjah melempar Tiga Jumroh di Mina.
Karena itu, JCH Riau mengikuti aturan yang ditentukan oleh petugas maktab. Biasanya sudah ada kesepakatan antar maktab untuk keamanan jamaah.
Hal ini dikatakan Kasi Penyuluhan Haji dan Umroh Drs H Elwizar yang ditemui Riau Pos, Jumat (19/10), di Kemenag Riau. Dikatakannya, untuk melakukan melempar jumroh, biasanya ada kesepakatan antar maktab yang harus dipatuhi jamaah.
Sesuai dengan pengaturan itu, jamaah Riau yang tergabung dalam jamaah Indonesia biasanya mendapatkan giliran untuk melempar jumrah di sore hari hingga malam hari.
‘’Biasanya, jamaah dari benua Asia termasuk Indonesia di sore hingga malam hari. Karena pagi hingga siang biasanya diberikan kesempatan pada jamaah di luar Asia. Seperti Afrika, Eropa dan lainnya,’’ ujarnya. (jpnn/dac/ila)