Wiranto: Beri Lapangan Kerja Bukan BLSM

Hukum | Kamis, 20 Juni 2013 - 00:39 WIB

Wiranto: Beri Lapangan Kerja Bukan BLSM
Ketua Umum DPP Partai Hanura, Wiranto.

JAKARTA (RP) - Ketua Umum DPP Partai Hanura, Wiranto mengatakan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi dari keputusan pemerintah menaikkan bahan bakar minyak tidak tepat. Alasannya, BLSM tidak mendidik dan menempatkan masyarakat tidak mampu seolah-olah orang yang menjadi peminta-minta.

“Yang lebih baik adalah mereka diberikan lapangan pekerjaan maupun modal untuk melakukan usaha, masyarakat tidak mampu juga memiliki harkat dan martabat. Jangan menganggap bahwa masyarakat yang tidak mampu itu adalah sekedar orang yang menengadahkan tangan meminta-minta sumbangan,” kata Wiranto di sela-sela kunjungannya di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (19/6).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurut Wiranto, memberikan bantuan secara tunai akan berdampak buruk kepada masyarakat. Apalagi bagi mereka yang sudah secara terus menerus mendapatkan bantuan yang sebelumnya dinamakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kemudian berubah menjadi BLSM.

“Itu semua tentunya harus diperhitungkan dengan cermat, oleh karena itu Partai Hanura akan melakukan langkah-langkah yang sifatnya bukan sekedar menolak kenaikan dari subsidi BBM yang selama ini dianggap memberatkan anggaran negara, namun kita juga tapi mencoba meluruskan kebijakan subsidi BBM tersebut sehingga dikemudian hari itu dapat menyentuh sasaran yang tepat,” katanya.

Fraksi Hanura di DPR dalam rapat paripurna menolak kenaikan harga BBM termasuk rencana Pemerintah memberikan BLSM kepada masyarakat. Hal tersebut karena Partai Hanura menilai waktunya kurang tepat bagi pemerintah menikkan harga BBM, dan pemerintah dinilai kurang berempati dengan kesulitan masyarakat dengan menaikkan harga BBM. Dari voting, rapat paripurna akhirnya mengesahkan RAPBN-P 2013 yang dilakukan pada Senin (17/6) malam.

Menurut Wiranto, Hanura sendiri yang juga mewakili sebagian rakyat Indonesia, tentu menyerap kebijakan itu. Namun demikian dirinya menyatakan bahwa besarnya hutang negara Indonesia haruslah menjadi perhatian.

“Namun demikian seyogyanya kita bisa mendidik rakyat kita untuk tidak terbiasa meminta-minta, namun bentuklah mereka menjadi masyarakat yang tanggu, kuat, mampu berjuang, mempunyai pekerjaan dan memiliki martabat yang tinggi, sehingga mereka bisa survive,” pungkasnya. (awa/jpnn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook