KUTA SELATAN (RP) - Sebuah bus pariwisata warna abu-abu tua, dengan label lambung Anom milik Happy Bali Travel DK 9521 A, masuk jurang Senin sore (18/11) pukul 15.00. Kejadian itu terjadi di jembatan Jalan Pantai Suluban. Dari 15 orang yang berada di dalam bus tersebut, hingga berita ini ditulis tercatat 6 meninggal dan 9 orang turis asal Tiongkok mengalami luka berat.
Cuma, dari jumlah korban tersebut, baru dua yang teridentifikasi. Mereka adalah sopir, Agus Bahtiar, 37, asal Singaraja, dan seorang guide, Helen. Korban meninggal dibawa ke RSUP Sanglah. Sedagkan korban luka dilarikan ke beberapa rumah sakit terpisah di seputaran lokasi kejadian.
Menurut informasi yang dihimpun Jawa Pos Radar Bali di lokasi kejadian menyebutkan, bus Anom itu membawa 13 turis asal Tiongkok. Seorang sopir, Agus Bahtiar, 37, asal Singaraja, dan seorang guide, Helen. Sebelum kejadian awak bus Anom baru saja makan siang di restorant Blue Point.
Kemudian para turis langsung masuk bus untuk melihat matahari terbenam di Pura Uluwatu. Bus pun melaju melewati Jalan Pantai Labuan Sait, kemudian melintas di Jalan Pantai Suluban sekitar pukul 14.30. Di Jalan Pantai Suluban, bus melewati jalan turunan tajam, yang di kanan kirinya jurang.
Karena jalanan sepi, ada dua versi penyebab bus masuk jurang. Versi pertama, dari Dirlantas Polda Bali, Kombes Beno Lauhenapessy, yang turun langsung ke lokasi kejadian menyatakan, bus melalui jalan turunan tiba-tiba saja berhenti di tengah tanjakan.
"Saat mesinnya mati, sopir masih sempat starter, namun ketika akan menanjak, tidak kuat dan langsung mundur," ujar Kombes Beno, sore kemarin. Ketika mundur, bus pun menabrak pembatas jalan. Pembatas jalan tidak mampu menahan beban bus. Sehingga bus masuk jurang sedalam 15 meter.
Versi kedua, dari beberapa warga menyebutkan, ketika melewati jalanan menurun, bus bersiap menanjak. Namun sayang, bus diduga kehabisan tenaga di tengah tanjakan. Sehingga mundur dan masuk jurang.
Saat masuk jurang, warga Desa Suluban langsung turun tangan. Ketika bus nyemplung, kondisi jalan sepi. Namun beberapa warga yang melihat ada bus di bawah jurang langsung turun, termasuk membantu proses evakuasi sambil menunggu petugas SAR dan ambulance pengangkut korban.
"Pertama tidak ada petugas, warga turun ke jurang membantu. Warga keluarkan korban sebisanya," ujar salah satu warga Desa Suluban, Wayan Tama, yang jadi pahlawan dengan mengangkut 3 korban luka berat dengan pikap-nya menuju RS Kasih Ibu Kedonganan.
Selanjutnya, petugas dari BPBD pun turun tangan dan langsung melakukan proses evakuasi terhadap korban di dalam bus. Korban sekarat langsung dibawa naik menggunakan tandu, begitu pula korban meninggal.
Di atas tebing, di pinggir jalan raya, korban sekarat maupun meninggal digeletakkan menggunakan tikar, sambil menunggu ambulance dari beberapa rumah sakit. Korban pun dilarikan be RS Kasih Ibu Kedonganan, BIMC Nusa Dua, BIMC Kuta. Dan korban meninggal langsung ke RSUP Sanglah.
Evakuasi korban terakhir pun dilakukan pukul 17.30, karena 2 turis kejepit dibelakang bus. Evakuasi terakhir, petugas sampai menggunakan mesin pemotong besi.
Sedangkan untuk evakuasi bus belum bisa dilakukan, pasalnya kondisi cuaca hujan dan gelap. "Evakuasi bus diperlukan alat berat. Malam ini berbahaya, jadi menunggu," terang Kombes Beno.
Upaya kepolisian saat ini dengan melakukan koordinasi dengan beberapa pihak yang tergabung dalam Forum Lalu Lintas. "Upaya dengan melakukan pemasangan rambu lalu lintas lebih banyak," terangnya.
Di lokasi kejadian sendiri, memang rambu jalan minim. Bahkan rambu turunan tajam pun tidak ada. Sementara itu informasi di TKP, lokasi kejadian kecelakaan bus masuk jurang memang kerap terjadi kecelakaan serupa. Baik bus mundur sampai truk mundur. Namun yang sampai makan korban jiwa, baru kali ini terjadi.
Menurut salah satu warga Desa Suluban, Wayan Tama, di lokasi kejadian beberapa kali terjadi kejadian serupa. "Sekitar dua bulan lalu, persis sama ada bus pariwisata juga mundur," ujar Tama, warga yang sempat membawa 3 korban sekarat ke RS Kasih Ibu menggunakan pikap miliknya kemarin.
Namun saat itu, bus tersebut diselamatkan pembatas jalan raya di pinggir tebing. "Makanya pembatas sekarang ini penyok. Belum sempat diperbaiki. Ada lagi bus mundur. Yang bus ini apes," ujar pria berbadan besar dan tinggi itu.
Lalu kejadian baru-baru ini, sekitar tiga minggu yang lalu, sebuah truk kosong juga mengalami kejadian serupa. "Waktu kejadian truk itu mundur. Tapi sopir sama kernetnya tenang. Mereka turun. Truknya saja yang masuk jurang. Truk sudah diangkut," jelasnya.(dra/san/yes)