JAKARTA (RP) - Kementerian Agama (Kemenag) mengeluarkan kebijakan mengejutkan. Mereka mengimbau jamaah calon jamaah (JCH) lanjut usia (Lansia) untuk menunda berangkat haji tahun ini.
Sebab kondisi Masjidil Haram saat ini jauh dari keadaan normal. Termasuk tidak adanya fasilitas khusus untuk jamaah haji Lansia.
Keterangan ini disampaikan Direktur Pelayanan Haji (Diryanhaj) Kemenag Sri Ilham Lubis. Dia menuturkan pertimbangan utama terkait imbauan ini adalah demi keamanan, kenyamanan, serta keselamatan jamaah sendiri.
‘’Kemenag mengimbau jamaah haji Lansia menunda hajinya,’’ katanya.
Sri Ilham menuturkan, imbauan ini bukan hanya untuk jamaah Lansia yang di luar porsi berangkat 2013. Tetapi untuk jamaah haji Lansia yang masuk dalam porsi berangkat 2013 juga diimbau demikian.
Dia menuturkan, sejumlah fasilitas penting untuk jamaah haji Lansia di Masjidil Haram saat ini sudah tidak ada lagi. ‘’Kondisi ini terkait dengan renovasi besar-besaran oleh pemerintah Arab Saudi,’’ ujarnya.
Kemenag memberikan garansi atau jaminan kepada JCH Lansia porsi keberangkatan 2013 yang menunda keberangkatannya. Mereka dijamin pasti berangkat haji tahun depan. Bagi para Lansia ini, berhaji tahun depan lebih aman dan nyaman karena lokasi tawaf di Masjidil Haram sudah rampung direvonasi.
Dalam kondisi normal, pemerintah Arab Saudi memberikan layanan khusus kepada JCH Lansia di kompleks Masjidil Haram.
Di antaranya adalah lokasi khusus untuk tawaf di lantai 2 dan 3. Jamaah Lansia bisa bertawaf menggunakan kursi roda. Ketiadaan fasilitas khusus untuk kursi roda ini, bisa membuat kondisi jamaah haji Lansia semakin berisiko tinggi.
‘’Sekarang lokasi ini sudah tidak bisa digunakan, karena ada renovasi,’’ paparnya.
Sri Ilham menuturkan, persiapan teknis terkait imbauan ini masih sedang dibahas. Termasuk jumlah jamah haji Lansia yang berpotensi tidak berhaji tahun ini. ‘’Kalau sudah ada keputusan akan disosialisasikan,’’ ujarnya.
Selain urusan tempat tawaf yang bisa menggunakan kursi roda tidak ada, faktor daya tampung Masjidil Haram secara keseluruhan juga menjadi pertimbangan. Menyusutnya daya tampung Masjidil Haram dari sekitar 42 ribu jamaah/jam menjadi hanya 22 ribu jamaah/jam, bisa membuat risiko berdesak-desakan antarjamaah menjadi lebih tinggi. Kondisi ini tentu rawan bagi jamaah haji Lansia.
Di kalangan masyarakat sendiri, juga mulai muncul desakan supaya Kemenag tidak terlalu ngotot dalam melobi dispensasi pemotongan kuota 20 persen. Praktisi pendidikan sekaligus dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Muhammad Zuhdi mengatakan, pemerintah harus mempertimbangkan keselamatan dan kenyamaan jamaah.
‘’Pemotongan kuota 20 persen oleh Arab Saudi itu tentu atas pertimbangan kondisi di lapangan,’’ katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah Arab Saudi memangkas kuota haji untuk seluruh negara di dunia hingga 20 persen. Itu artinya, kuota tetap JCH sebesar 211 ribu bakal dipotong 42.200 orang. Alasannya adalah masa pengerjaan renovasi Masjidil Haram meleset. Pihak Indonesia bakal melayangkan surat permohonan dispensasi pemotongan kuota tersebut langsung ke Raja Arab Saudi.(wan/jpnn)