JAKARTA (RP) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lagi-lagi mengulangi kesalahan persiapan Ujian Nasional dalam persiapan implementasi kurikulum 2013.
Pasalnya pendistribusian buku ke sekolah sasaran terlambat, bahkan ada sekolah yang kekurangan jumlah buku.
Kondisi ini juga diakui oleh Inspektur Jenderal Kemendikbud, Haryono Umar yang sudah melihat permasalahan dalam distribusi buku sejak 10 Juli 2013.
Mestinya, buku harus sampai ke sekolah sasaran sebelum 15 Juli saat kurikulum dijalankan.
”Memang waktu tempo hari dilaporkan per tanggal 10 Juli itu belum semuanya selesai, ada yang sudah dikirim ada yang belum, ”kata Haryono saat dihubungi, Selasa (16/7) petang.
Kondisi ini, menurut mantan pimpinan KPK itu, disebabkan oleh penyaluran buku yang tidak melibatkan dinas pendidikan setempat. Menurutnya buku-buku itu langsung dikirim percetakan ke sekolah, sehingga pemda dan dinas banyak yang tidak mendapat informasi dan tidak bisa dikontrol.
”Di beberapa tempat memang belum, ada yang masih kurang. Hampir di semua tempat (sekolah sasaran, red). Maksudnya yang kurang itu karena masih dalam pengiriman. Memang harusnya sebelum tanggal 15 Juli sudah sampai, tapi kenyataannya ada kendala, ”tegasnya.
Informasi yang diperoleh JPNN menyebutkan di Surabaya ada sekitar tiga sekolah yang mengalami kekurangan buku karena buku yang diterima tidak sesuai dengan jumlah siswa.
Sementara di SMA Siti Khadijah Surabaya, pihak sekolah terpaksa meminjam buku ke salah satu SMK hanya untuk mengantisipasi kunjungan Mendikbud M Nuh ke sekolah itu. Padahal buku untuk sekolah mereka belum dikirim percetakan.
Parahnya lagi, saat Mendikbud menanyakan apakah buku untuk SMA Siti Khadijah sudah tiba atau belum, guru-guru sekolah terpaksa berbohong dengan menyatakan buku sudah mereka terima.
Namun Irjen Kemdikbud Haryono Umar mengaku belum menerima informasi mengenai hal ini dan berjanji untuk mencari tahu melalui inspektur II dan IV yang mengawal jalannya kurikulum 2013.(jpnn)